Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) akan meneruskan kembali tradisi melihat awal bulan Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah melalui teknologi dengan memanfaatkan informasi dan teknologi (IT).
Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) kembali memberi bantuan dukungan dalam bidang teknologi informasi (IT) untuk proses hisab dan rukyat dalam rangka penetapan 1 Syawal dan 1 Ramadhan 1429 H/2009 sebagaimana tahun sebelumnya.
"Dari kami hanya dukungan fasilitas alat teknologi informasi saja. Tetapi yang menetapkan awal Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah sepenuhnya adalah Departemen Agama melalui Sidang Itsbat, " kata Menkominfo M Nuh alam acara coffee morning dengan jajaran karyawan Ditjen Bimas Islam, Departemen Agama, di Jakarta, Selasa (10/6).
Bantuan teknis alat teknologi informasi itu akan ditempatkan di titik pemantauan yang jumlahnya tujuh hingga 11 titik rukyatul hilal yang sudah disepakati sebelumnya.
Menurut M Nuh, Depkominfo juga mengalokasikan anggaran dukungan dalam melengkapi fasilitas di Boscha, Bandung, dan peralatan bergerak di beberapa daerah lainnya.
Dalam kesempatan itu, Menteri Agama Muhammad Maftuh Basyuni mengharapkan agar pertentangan-pertentangan mengenai penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah, tidak lagi terjadi di Indonesia. Menag meminta dua organisasi massa Islam terbesar, yakni Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah, terus mencari jalan keluar untuk bisa menetapkan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah secara bersama.
”Kalau saja dua ormas besar ini mendapatkan kesepakatan untuk mencari sistem baru yang dapat dipegang semua pihak, maka persoalan penetapan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah bisa selesai, ” papar Menag.
Sementara itu, Dirjen Bimas Islam Nazarudin Umar mengemukakan hasil Ijtimak Badan Hisab dan Rukyat Depag menyatakan awal Ramadhan jatuh pada Ahad, 31 Agustus 2008 pukul 02.59, dengan tinggi hilal untuk seluruh wilayah Indonesia antara 4 derajat dan 17 detik hingga 15 derajat dan 20 menit.
Sedangkan, awal Syawal 1429 H jatuh pada Senin 29 September 2008. Ijtimak terjadi pada Senin pukul 15.13 WIB dengan tinggi hilal di seluruh wilayah Indonesia berkisar minus 2 derajat dan 21 menit, hingga minus 1 derajat dan 18 menit.
Untuk awal Dzulhijjah 1429 H jatuh pada Kamis 27 November. Ijtimak terjadi pada pukul 23.55 WIB dengan ketinggian anak bulan di seluruh Indonesia, yakni minus 5 derajat dan 39 menit hingga minus 4 derajat dan 33 menit. ”Ini suatu pertanda, mudah-mudahan tahun ini kita akan aman. Karena, dalam posisi seperti ini, hilal sangat memungkinkan untuk rukyat. Mudah-mudahan persoalan-persoalan yang muncul tahun lalu tidak lagi terulang pada tahun ini, ” pungkasnya.(novel)