Depkominfo Siapkan Alat "TIK" untuk Proses Pencarian Hilal

Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) akan menyiapkan seperangkat alat teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses pencarian hilal yang akan mulai dilakukan sore ini.

"Depkominfo tidak dalam kapasitas ikut memutuskan, tetapi hanya sebagai supporting, dengan membantu untuk bisa melihat hilal dengan bantuan TIK, keputusan tentang jatuhnya awal atau akhir Ramadhan sepenuhnya ada di Departemen Agama, "jelasnya Menkominfo Muhammad Nuh dalam keterangan persnya, Selasa(11/9).

Menurutnya, selama ini hilal dilihat oleh perseorangan baik dengan mata telanjang ataupun dengan alat bantu teropong, yang kemudian orang-orang yang menemukan itu diambil sumpah. Namun kini dengan TIK, apa yang dilihat oleh perseorangan itu bisa dipancarluaskan dan dilihat oleh seluruh masyarakat, dengan mekanisme alat bantu teropong digital yang kemudian ditransferkan melalui website, dan bisa dipancarluaskan melalui televisi.

Lebih lanjut Nuh mengatakan, penggunaan TIK ini bertujuan agar dimasa mendatang, tidak ada lagi perdebatan atau perbedaan dalam menentukan awal dan akhir Ramadhan. Sebab dengan bantuan TIK, hilal tidak lagi menjadi sesuatu yang ekslusif, karena bisa disaksikan oleh siapa saja melalui televisi dan jaringan internet.

"Muncul dan tenggelamnya bulan yang menjadi pertanda dalam penanggalan Islam, merupakan fenomena alam (sunatullah) dan bersifat tetap, "ujarnya.

Ia menambahkan, selama ini proses pencarian hilal dilakukan oleh individu dengan segala keterbatasan peralatan, sehingga kerap kali mengundang perdebatan. Tetapi, dengan penggunaan teknologi ini, perbedaan sesama umat Islam dalam menentukan awal dan akhir Ramadhan bisa diminimalisir.

Menkominfo menyatakan, upaya melihat hilal dengan bantuan TIK bukan untuk mendemonstrasikan kecanggihan teknologi dan keilmuan, tetapi agar menuasia bisa memanfaatkan teknologi dan ilmu pengetahuan untuk kemaslahatan masyarakat.

Adapun lima titik pantuan hilal yang akan dilengkapi oleh TIK, adalah Makassar yang dipusatkan di Tanjung Bunga, Jawa Timur di Tanjung Kodok Lamongan, Semarang di Masjid agung Semarang, Bandung di Obsevatorium Bosscha Lembang, serta NAD Pantai Lok Ngah. (novel)