Depkes Usulkan Jamaah Haji Lanjut Usia dan 'Resti' Dalam Kelompok Khusus

Banyak jamaah haji Indonesia yang lanjut usia dan memiliki resiko tinggi (Resti) terkait masalah kesehatan, mendorong Departemen Kesehatan untuk mengupayakan adanya pengelompokan dan pembinaan khusus terhadap kesehatan jamaah haji, sehingga tidak menghambat niatnya beribadah secara maksimal.

"Kelompok jamaah haji akan terbagi dengan kelompok resiko tinggi, dan kelompok non resiko tinggi, agar pembinaan terhadap jamaah haji yang beresiko tinggi bisa lebih baik, dipandang perlu pemeriksaan dilakukan enam bulan menjelang keberangkatan, jadi H-6, kegiatan ini perlu
dilakukan secara lintas sektoral, " jelas Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes I Nyoman Kandun dalam rapat dengan Komisi VIII, di Gedung DPR, Jakarta, Selasa(11/3).

Menurut Nyoman, pihak Depkes juga telah memikirkan kemungkinan pemondokan haji bagi jamaah haji yang beresiko tinggi tersebut, dengan kebutuhan yang lebih memadai yakni dilengkapi oleh dokter dan perawat yang memiliki kompentensi khusus, serta peralatan kesehatan yang baik.

"Penempatan pemondokan resiko tinggi perlu pengaturan khusus yang tidak jauh dari tempat ibadah, di tempat dilantai dasar, dan adanya kemudahaan transportasi untuk merujuk pasien, " ujarnya.

Selain itu, lanjutnya, dalam rangka peningkatan pelayanan haji pada tahun 2008 mendatang pihaknya berupaya memperbaiki kekurangan pelayanan pada tahun sebelumnya, di mana Depkesakan menjajaki kemungkinan kerjasama untuk mengembangkan Saudi-Indonesia Clinic, setingkat rumah sakit kelas C dengan 100 tempat tidur di Arab Saudi untuk menggantikan ruang perawatan pasien yang kurang memadai. Di samping itu, juga peningkatan tenaga kesehatan dan penambahan fasilitas pendukung pelayanan kesehatan.

Sementara itu, Anggota Komisi VIII Zulkarnain Djabar mengaku, banyak jamaah haji asal Indonesia yang beresiko tinggi dan usia lanjut, sangat dipengaruhi faktor ekonomi, sehingga setelah tua baru mereka bisa berangkat ke tanah suci.

Namun, Ia menyambut gembira dengan penurunan jumlah jamaah haji yang menjalani rawat inap dan wafat di tanah suci, meski masih terdapat beberapa hambatan antara lain, kurangnya kesadaran memelihara untuk kesehatan, dan tingkat pengetahuan jamaah yang masih minim. (novel)