Mata kuliah Kritik terhadap Al-Qur’an di Universitas Islam Negeri (UIN) Semarang menuai kritik dari Anggota DPR RI Komisi VIII DH Al-Yusni. Menurut dia, penamaan mata kuliah seperti itu terkesan arogan dan nyeleneh. Karena itu, anggota DPR dari Fraksi PKS itu minta agar Departemen Agama segera meninjau ulang semua mata kuliah agama di semua perguruan tinggi di bawah Depag.
“Kurikulum di sejumlah UIN disinyalir ada unsur pelecehan terhadap nilai-nilai agama (Islam) dan cenderung sekuler. Contohnya, saya menerima laporan pada saat reses kemarin bahwa di UIN Semarang ada mata kuliah Kritik Terhadap Alqur’an. Ini kan gagasan nyeleneh dan arogan. Saya minta LITBANG Depag mengkaji ulang kembali semua mata kuliah di sejumlah UIN,” pinta Al-Yusni.
Al-Yusni yang juga alumni IAIN Ciputat itu juga berpendapat bahwa cara-cara penamaan kajian Islam yang cenderung aneh-aneh itu terkesan adanya pembangkangan terhadap ajaran Islam. Cara penamaan ini, imbuh dia, persis seperti yang dilakukan JIL (Jaringan Islam Liberal).
“Saya melihat penamaan seperti itu terkesan ingin membangkang. Ini persis seperti yang dilakukan JIL yang suka menamakan sebuah kajian Islam secara tidak lazim. Seperti studi tafsir yang disebut dengan kajian membaca pikiran tuhan, ini kan dapat meresahkan masyarakat” tandas Al-Yusni.
Saat ditanyakan bahwa jika masalah kurikulum itu merupakan hak sepenuhnya universitas terkait, Al-Yusni hanya mengingatkan, “Kita tak boleh lupa bahwa sebagian dana universitas-universitas itu didanai APBN, dana umat. Jadi wajar dong negara ikut menentukan kurikulum itu. Jangan sampai dana umat justru untuk membuat umat bingung.”(ilyas)