eramuslim.com – Pernyataan Agus Rahardjo, mantan Ketua KPK terkait intervensi Presiden Jokowi terhadap KPK terkait penyidikan kasus e-KTP yang menjerat Setya Novanto terus menjadi polemik.
Pasalnya, setelah Agus mengaku dirinya diintervensi oleh Jokowi saat masih menjabat KPK, kini Presiden Jokowi membantah tuduhan tersebut. Lalu, siapa yang bohong? Jokowi atau Agus Rahardjo?
Polikus Partai Demokrat, Denny Indrayana, lebih memilih Agus Rahardjo ketimbang Jokowi terkait masalah ini.
“Presiden Jokowi berbohong? Atau Agus Rahardjo yang berbohong? Melihat rekam jejak, saya lebih yakin dengan Agus Rahardjo. Presiden Jokowi terlalu sering berdusta dan bermain kata-kata,” ungkap Denny lewat status media sosialnya.
Dia pun mengungkapkan, bahwa Jokowi sebelumnya berjanji untuk menguatkan KPK, namun apa yang terjadi justru KPK terlihat dilemahkan.
“Janjinya cawe-cawe pilpres untuk kepentingan bangsa, ternyata memaksakan Gibran melalui Putusan Paman Usman untuk kepentingan dinasti keluarga,” ungkap dia lagi.
Menurut dia, pernyataan Jokowi bahwa tidak ada pertemuan dengan Agus dalam catatan agenda acara, merupakan cara untuk ngeles.
“Cara ngeles itu saja sudah sangat meragukan, memalukan. Apalagi, Pratikno hanya mengatakan: lupa. Harusnya Beliau lebih jujur, melawan lupa,” ungkap Denny Indrayana lagi.
Menurut dia, Sejak lama Presiden Jokowi wajib dimakzulkan, supaya tidak terlalu banyak drama Korea, yang merusak moralitas konstitusi bangsa Indonesia!
“Beranikah DPR memulai hak bertanya atau penyelidikan terhadap Jo-Kawe?” tulis dia.
(Sumber: Terkini)
Percaya tukang bo’ong sama aja oon.