Perkembangan tentang pandangan Islam yang pesat di Indonesia menarik perhatian organisasi internasional non-pemerintah (International Crisis Group) yang bergerak dalam bidang advokasi untuk pencegahan konflik. Dalam pertemuan secara tertutup dengan Pimpinan Internasional Crisis Group Hon Gareth Evans, Ketua Mahkamah Konstitusi Jimly Asshidiqie menjelaskan, perkembangan gerakan Islam yang pesat di beberapa daerah, merupakan pengaruh dari perkembangan demokrasi yang terjadi di Indonesia.
"Itu terkait dengan kebebasan dan demokrasi yang kita terapkan, maka semua orang bebas berbicara, bebas memperjuangkan ide-ide memperjuangkan sistem nilai yang dia yakini dan dia percayai, itu konsekuensi demokrasi, "katanya usai menerima perwakilan dari ICG, di Gedung Mahkamah Konstitusi, Jakarta, Kamis(2/8).
Ia menjelaskan, Indonesia di tengah masyarakat yang majemuk dan multikultural itu, telah membuka peluang bagi munculnya ide, tetapi setiap ada ide baru, pasti akan ada ide tandingan.
Jimly mencontohkan, ketika kelompok umat Islam yang bernama Front Pembela Islam (FPI) dengan bendera memerangi segala bentuk kemaksiatan muncul, maka tidak lama kemudian muncul kelompok Jaringan Islam Liberal (JIL) yang mengusung paham pluralis dan bersahabat dengan Amerika.
"Ada perkembangan kelompok FPI, di sisi lain muncul kelompok JIL, saya terangkan dua-duanya sama ekstrim, biar saja dua-duanya sama-sama hidup, nanti orang Indonesia sudah biasa mencari jalan tengah, "ujar Mantan Anggota DPP MUI.(rz/novel)