Eramuslim.com – Nasib pilu dirasakan Leni Haini. Atlet dayung nasional asal Kota Jambi yang berjaya di era 1990-an tersebut, kini harus berjuang keras membiayai pengobatan putri bungsunya, yang mengidap penyakit Epidermolisis Bulosa.
Atlet yang pernah berjaya di lintasan dayung, dan mempersembahkan medali emas untuk Indonesia, sata berlaga di Australia tersebut, kini masih harus berjuang keras menyelamatkan nyawa putrinya.
Leni yang telah pensiun dari olah raga dayung sejak tahun 2000 tersebut, sempat menjadi buah bibir karena nekad menjual medali-medali yang pernah diraihnya, demi mencari biaya untuk pengobatan putrinya, dan menyambung hidupnya.
Putri bungsunya yang bernama Habibah, menderita Epidermolisis Bulosa. Kulitnya sangat sensitif bila terkena sinar matahari. Sehingga, setiap hari hanya bisa terbaring di tempat tidur. Aktivitasnya hanya menggambar di atas kertas.
Setiap hari Habibah harus berjuang menahan rasa sakit yang mendera tubuhnya. Bahkan untuk berdiri, Habibah harus dibantu. Meski dalam keterbatasan, Habibah memiliki kreatifitas, ia mampu melukis di atas kertas. Kemampuan ini ia dapatkan karena sering melihat televisi dan Youtube.
“Habibah, saat ini hanya dirawat di rumah saja, karena biaya pengobatannya cukup mahal. Setiap harinya harus mengeluarkan biaya Rp100 ribu-300 ribu, hanya untuk membeli obat dan vitamin saja,” tutur Leni.
Dia mengaku pernah ingin membawa putri kecilnya itu untuk menjalani operasi, namun niat itu belum terlaksana karena biaya operasinya sangat mahal. yakni mencapai senilai Rp1 miliar.
Kini selain harus mengurus putri bungsunya, Leni aktif dalam kegiatan lingkungan. Dia setiap hari keliling untuk membersihkan Danau Sipin Kota Jambi, dari sampah-sampah. Tak hanya itu, Leni mengubah rumahnya menjadi bank sampah , serta tempat belajar bagi anak kurang mampu di sekitar rumahnya.[sindonews]