Keterlambatan jadwal (delay) beberapa kloter setiap harinya masih tetap mewarnai proses pemulangan jamaah haji Indonesia melalui Bandara Internasional AMAA Madinah ke debarkasi di tanah air.
"Keterlambatan sudah diluar batas toleransi kewajaran dan sudah berulangkali dilakukan oleh pihak Saudi Airlines, " kata Kepala Daerah Kerja (Kadaker) Madinah Ahmad Kartono, di Kantor misi haji Daker Madinah, Ahad (13/1) malam.
Ia menjelaskan, dua kloter JKS-59 asal Indramayu, dan JKS-60 asal Cirebon, debarkasi Bekasi, Jabar yang seharusnya masing-masing berangkat dari bandara AMAA Madinah Ahad (13/1) 00. 30 dan 01. 30 WAS tertunda tanpa alasan yang jelas dari pihak Saudi Airlines hingga lebih dari 13 jam.
Ahmad Kartono mengaku, sangat kecewa atas pelayanan Saudi Airlines yang telah berulangkali mengalami keterlambatan dan menelantarkan jamaah haji tanpa ada pemberitahuan secara resmi ke Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Daker Madinah.
“Sebelumnya, juga telah terjadi keterlambatan yang dialami jamaah haji kloter JKS-52 asal Kota Bekasi, Jabar debarkasi Bekasi, yang terlambat hingga hampir 16 jam, ”ujarnya.
Sementara itu, Wakadaker Pelayanan Umum Daker Madinah Mahdi Guna minta kepada pihak Majmu’ah, agar tetap menahan jamaah untuk tidak segera meninggalkan pemondokan sebelum ada pemberitahuan resmi kepastian pemberangkatan oleh pihak Saudi Airlines.
Untuk itu, pihak Majmu’ah jangan langsung mengeluarkan jamaah, walau kontrak telah selesai. Mareka harus terus berkoordinasi dengan pihak penerbangan tentang kepastian untuk keluar dari pemondokan.
"Kasihan jamaah, kalau sudah keluar dari pemondokan dan mengalami keterlambatan. Apalagi sampai terlantar di Bandara saat musim dingin ini, "imbuhnya.
Selain jamaah yang terlantar, Mahdi Guna pun turut prihatin kepada petugas airport yang sedang menjalankan tugasnya di Bandara, di mana posko tempat mereka beristirahat hanya di dalam busnya.
Untuk itu, dirinya berharap agar dimasa datang dapat memperhatikan petugas di airport AMAA Madinah dengan menyiapkan posko di dalam bandara seperti petugas di bandara KAA, Jeddah.
Keterlambatan pemulangan jamaah haji juga terjadi Bandara Internasional King Abdul Aziz (KAA), Jeddah selama phase pemulangan satu minggu terakhir. Keterlambatan mencapai antara 6 hingga 25 jam.
GM PT Garuda Indonesia Arab Saudi Nasrizal Ali Munir dan GM Policy Haji and Planning Garuda Agus Wibowo membenarkan masih terjadinya keterlambatan pemulangan jamaah haji ke Tanah Air.
“Selama sepuluh hari pertama memang terjadi delay pesawat rata-rata antara 6 hingga 10 jam, ” kata Agus Wibowo.
Kendati begitu, secara realibility pesawat tingkat ketepatan waktu penerbangan (OTP) pada musim haji tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya.
Ada tiga penyebab utama keterlambatan jadwal pemulangan, di antaranya, bisa secara teknis pesawat, misalnya karena kerusakan mesin. Bisa pula karena jamaah sendiri, misalnya, menyangkut barang bawaan yang melebih kapasitas yang ditentukan sehingga terjadi pemeriksaan bagasi yang tentu memakan waktu. Tapi yang lebih banyak terjadi karena proses pemeriksaan di gate oleh pihak imigrasi Arab Saudi. (novel/mch)