Puluhan Bus PPD Reguler dan AC memaksa parkir dijalur busway Jl. Medan Merdeka Barat, Jakarta, sehingga menyebabkan halte Busway Monumen Nasional menuju kota ditutup, dan jalur busway dialihkan ke Jl. Abdul Muis. Sejak pagi puluhan bus sudah parkir di depan Monas, bus yang membawa karyawan PPD yang terdiri dari para sopir, kondektur beserta keluarga, menggelar aksi unjuk rasa didepan Istana Negara, mereka meuntut pembayaran gaji yang telah 8 bulan belum diterima.
Ketua Federasi Transportasi Angkutan-Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (FTA-SBSI) Herikson Pakpahan menegaskan, pemerintah hanya mempunyai target waktu satu minggu, untuk membayarkan gaji karyawan yang belum dibayarkan selama 8 bulan.
"Kalau ini tidak dibayarkan juga, kami akan mengerahkan massa yang lebih banyak lagi dari yang turun kejalan hari ini, sekitar 2.000 orang," tandasnya di depan Istana Negara, Jakarta, Senin (31/7).
Ia juga menuntut Menteri Negara BUMN segera mempertanggung jawabkan masalah ini serta melakukan pembenahan manajemen di Perum PPD sesuai amanat presiden 5 Juli 2005.
Dampak dari tidak dibayarkan gaji tersebut, menimpa salah satu kondektur Bus PPD 213 jurusan Grogol-Kampung Melayu, Parisman dan Isterinya Ernawati yang mengaku telah kehilangan anaknya Erman Hidayat (23 tahun), yang meninggal akibat tidak mampu membayar biaya administrasi pengobatan di rumah sakit.
"Saya sudah bekerja sejak tahun 1978 di PDD, rumah sakit umum Bekasi telah menolak saya lantaran tidak punya Jamsostek," ujarnya.
Ia menceritakan, sebelum pembayaran gaji dihentikan Parisman memperoleh gaji bersih sebesar 700 ribu rupiah, telah dipotong Jamsostek, tetapi ternyata Jamsostek itu tidak dibayarkan oleh perusahaan yang menyebabkan kesulitan saat diperlukan penggunaannya.
Aksi unjuk rasa hingga siang hari terus berlanjut, sebagian peserta aksi yang sudah kelelahan beristirahat di bawah pohon, sebagian yang masih bersemangat melakukan orasi secara bergantian, mereka juga membawa poster salah satunya bertuliskan "Pejabat Kaya, Kami Lapar."(novel)