DDII Sesalkan Perjalanan Tokoh Islam ke Israel

Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) sangat menyesalkan adanya pemberitaan yang menyebutkan sejumlah tokoh Islam Indonesia bertemu dengan Shimon Peres, Presiden Israel atas fasilitas dari LibForAll Foundation dan Simon Wiesenthal Center beberapa hari lalu. Demikian pernyataan yang disampaikan oleh Humas DDII M Syah Agusdin, di Jakarta.

Agusdin menyatakan, pihaknya sangat prihatin setelah membaca berita yang menyebutkan lima orang yang disebut sebagai wakil umat Islam Indonesia, berkunjung ke Israel atas undangan tokoh Zionis Yahudi, Shimon Peres, yang juga Presiden Israel. Lima orang yang kononnya mewakili beberapa Ormas Islam bahkan diberitakan menari dan bernyanyi dengan pemimpin Israel. Serta diberi, hadiah spesial berupa kippa, topi sakral untuk ibadah kaum Yahudi yang disematkan langsung oleh Shimon Peres.

"Tak hanya itu, delegasi dari Indonesia juga turut merayakan Hari Raya Hanukkah, salah satu hari suci kaum Yahudi. Bahkan dalam pertemuan tersebut salah satu perwakilan ormas Islam itu mengeluarkan perkataan yang menyebutkan, ‘Ada sekelompok kecil ekstremis muslim di Indonesia’, "paparnya.

Agusdin mengingatkan Shimon Peres adalah penjahat perang yang sesungguhnya. Karena ia telah terbukti melanggar Artikel 147 dari Konvensi Jenewa yang membahas Perlindungan Warga Sipil di Masa Perang. Karena itu sangat aneh, jika ada orang yang mengaku sebagai umat Islam Indonesia, yang mau bermesraan dengan Shimon Peres.

Ia menambahkan, sebagai organisasi yang selama puluhan tahun terlibat aktif dalam upaya penyelesaian masalah Palestina, Dewan Dakwah mengimbau, agar dalam situasi seperti ini seyogianya beberapa oknum tersebut bertindak berhati-hati dan berkoordinasi dengan organisasi Islam lainnya maupun dengan pemerintah RI, apabila berhubungan dengan pejabat-pejabat Israel, yang jelas-jelas masih menjajah negeri muslim Palestina.

Terkait dengan isu kebenaran ini, sepertinya Anggota DPR dari Fraksi Kebangkitan Bangsa (FKB) yang dekat dengan kelompok yang diisukan berangkat ke Israel itu, enggan mengomentari pertemuan diam-diam tokoh Islam Indonesia dengan tokoh zionis yang diduga telah mendapat restu dari tokoh besar PBNU KH. Abdurrahman Wahid alias Gus Dur.(novel)