Curhat Penggali Kubur Indonesia Disorot Media Asing

“Tapi sejak COVID-19 pecah, Minar telah menggali kuburan setiap hari, bahkan jika timnya seharusnya ditugaskan untuk tugas-tugas lain,” tulis CNA.

“Satu kuburan membutuhkan dua jam penggalian, dan saat ini Minar menggali hingga lima kuburan sehari,”

“Aku berpacu dengan waktu. Kadang-kadang ketika mayat tiba, kuburan belum siap, ” ungkap Minar pada CNA.

Sebelum pandemi COVID-19, ada hari-hari ketika Minar tidak harus menggali kuburan sama sekali hanya karena tidak ada kematian.

Tim beranggotakan empat orang biasanya bekerja di satu kuburan, tetapi tetap saja itu bukan pekerjaan yang mudah.

Karena diyakini bahwa coronavirus dapat bertahan di tubuh setelah seseorang meninggal, protokolnya adalah melakukan penguburan sesegera mungkin untuk meminimalkan risiko penyebaran virus.

“Aku berpacu dengan waktu. Kadang-kadang ketika mayat tiba, kuburan belum siap, “kata Minar.

“Berbeda sekarang, tidak ada keluarga almarhum menyaksikan proses.

“Semuanya harus dilakukan dengan cepat.”

Tidak lebih dari lima orang dapat berkumpul di sekitar makam setelah penguburan selesai dan ambulans telah pergi.

Minar mengatakan dia diliputi kesedihan setiap kali dia melihat keluarga almarhum mengucapkan selamat tinggal terakhir mereka dari jauh.

Selain itu CNA juga mengulas tentang kekhawatiran para penggali kubur akan tertular Covid-19 ini. Namun untungnya Minar mendapatkan dukungan dari tetangga dan keluarganya.

Kemudian fenomena kuburan yang sepi saat akan menjumpai bulan Ramadhan juga ikut diulas. Biasanya pemakakaman penuh dengan peziarah yang akan ‘nyekar’.

Tapi suasananya sangat berbeda tahun ini, karena tidak ada yang diizinkan untuk mengadakan ritual di tengah lockdown sebagian di Jakarta. (sc)