Eramuslim – Isu dugaan pelanggaran wilayah ZEE perairan Natuna oleh nelayan dan Cost Guard China yang terjadi baru-baru ini tentunya masih terus menghangat, bahkan Presiden Jokowi datang ke Natuna Rabu (8/1). Ironisnya nelayan China yang diduga mencari ikan di wilayah itu ternyata jadi salah satu pemasok utama ikan impor ke Indonesia.
Masalah di perairan Natuna sendiri bermula saat kapal pencari ikan Negeri Tirai Bambu dilaporkan telah masuk ke Perairan Natuna dan melakukan pencurian ikan.
Kapal tersebut, bahkan dikawal langsung oleh kapal Coast Guard China yang juga masuk ke Perairan Natuna, tepatnya di zona ekonomi ekslusif Indonesia (ZEE), bukan laut teritorial Indonesia. Di mana zona tersebut dapat dilintasi dengan bebas.
“Yang ada [kapal asing] hanya masuk ke zona ekonomi eksklusif. Itu lewat semua kapal bisa,” ucap Jokowi. (Update/8/1/20)
Perairan Natuna memang kaya akan sumber daya alamnya. Tak hanya minyak dan gas saja, Natuna juga kaya akan sumber daya alam lainnya yaitu ikan. Laut Natuna memiliki sumber daya perikanan yang berlimpah mulai dari ikan pelagis kecil diperkirakan (621,5 ribu ton/tahun), pelagis besar (66,1 ribu ton/tahun), demersal (334,8 ribu ton/tahun) serta ikan karang (21,7 ribu ton/tahun).