eramuslim.com – Budayawan dan cendekiawan muslim, Emha Ainu Nadjib atau yang akrab disapa Cak Nun beberapa waktu lalu membagikan kisahnya yang bertemu dengan seorang pemabuk . Pemabuk yang usianya masih belia itu datang sujud di hadapannya.
Seperti dilansir lewat channel YouTube CakNun.com, kisah tersebut dialami Cak Nun ketika menjelang pementasan Kiai di alun-alun Balikpapan.
Suami dari Novia Kolopaking tersebut bercerita bahwa saat itu belum sempat lagu dilantunkan, tetiba muncul seorang pemuda yang berteriak meraung-raung naik ke atas panggung. Pemuda tersebut lantas memeluk kakinya.
“Dia meraung-raung lalu meminta saya membuka tasnya. Saya buka tasnya berisi minuman keras. Ia kemudian meminta saya membuang dan memecah sejumlah minuman keras itu, lalu saya pecah beberapa di atas panggung,” ungkapnya.
Tak hanya itu, lanjut Cak Nun, pemuda tersebut juga memohon agar uang yang ada di dalam tasnya diambil lalu disobek, karena itu uang hasil mencuri.
“Ia kemudian saya peluk, ia bilang saat itu tak mau lagi mencuri tak mau lagi minum minuman keras. Lalu saya minta sebagian temen-temen Kiai Kanjeng untuk menangani dia sementara saya lanjutkan lagi pementasan,” ucapnya.
Pemuda yang menangis itu akhirnya pingsan. Setelahnya keesokan harinya Cak Nun diajak ke rumah penjara oleh pemuda tersebut.
Di sana, Cak Nun menemukan sangat banyak anak muda yang di dalam penjara itu yang wajahnya tidak ada kriminalitas serta kejahatan.
Lebih jauh, Cak Nun kemudian mengajak untuk merenungi bahwa para pemuda pemabuk yang akhirnya menghuni rumah penjara di Balikpapan itu bukanlah sosok pendosa yang sebenarnya. Justru sosok pendosa yang utama yakni para pejabat pengurus negara yang harusnya mengurus anak-anak muda itu agar tak tergelincir dalam kemaksiatan.
“Mereka hanya anak muda yang bapak ibunya penuh dosa yang para pejabat dan pengurus negerinya yang berdosa . mereka hanya akibat. Mereka hanya pelengkap penderita,” ucapnya.