Yayasan Dakwah Islamiyah dan Center For Moderate Muslim (CMM) Indonesia akan berupaya meluruskan dan mengarahkan kebingungan sebagian besar umat Islam tehadap perbedaan yang menyangkut kaidah dan aturan Islam, sehingga tercipta kesamaan pandangan dalam ukhuwah Islamiyah. Demikian penyataan yang disampaikan oleh Direktur CMM Tharmizi Taher usai Acara Konferensi Reformasi Pemikiran dan Pendidikan Dunia Islam, di Hotel Sahid Jaya, Jakarta Ahad (12/02/06).
"Umat Islam sesuai dengan Surat Al-Baqarah 143, merupakan umat yang ditinggikan, dituntut bisa tetap tegar, berdiri menhadapi berbagai tantangan dan masalah seperti sekarang ini," katanya.
Menurutnya, umat Islam hendaknya dapat mengimplementasikan pemikiran yang bersifat ilmiah, untuk memajukan peradaban Islam dan tidak terjebak dengan hal-hal kecil, padahal masalah besar yang menimpa umat Islam seperti kemiskinan, kebodohan belum dapat teratasi.
Ia menegaskan, kegiatan yang diselenggarakan oleh Indonesia dan Malaysia bertujuan untuk menghilangkan dikotomi antara ulama, sains dan teknologi. Sebab untuk mewujudkan peradaban Islam yang maju, ulama harus dapat memperluas wawasan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ditempat yang sama, Presiden Yayasan Dakwah Islamiyah Malaysia Datuk Mohd. Nakhaie Ahmad menegaskan, kedua negara telah menyepakati bahwa kegiatan dakwah umat Islam tidak akan berhasil tanpa didukung oleh sarana media massa.
"Selain untuk membangun opini publik yang bermanfaat bagi umat, media massa cetak dan elektronik dapat dimanfaatkan sebagai sarana dakwah, itu harus dikembangkan," ujarnya.
Mengenai pemuatan karikatur Nabi Muhammad SAW di koran Denmark, Datuk Nakhaie Ahmad menyatakan, dalam pertemuan umat Islam kedua negara yang digelar pada 10-12 Februari 2006,hal tersebut tidak dibahas secara khusus, namun dalam rekomendasi hasil pertemuan tersebut kedua negara berupaya mendorong dialog dalam penyelesaian setiap konflik, baik terkait dengan isu negara Islam dan Barat maupun masalah Israel dan Palestina.(novel)