Publik menyaksikan mereka mendistorsi fakta, manipulasi dan spin data, rasionalisasi maksa, propaganda hitam, omission of facts dan presenting item out of context.
Jelas, Clinical psychopath displayed by Ahokers. “Psikopat sejati adalah master manipulasi,” kata Roman Piso (psychopathy).
Mereka gunakan a large bag of tricks, termasuk ngibul, nyepin dan disinformasi. Their ‘word’ means nothing. Mirip kan dengan kelakuan Ahokers Sakit Jiwa.
Sama seperti psikopath, Ahokers think differently. Jangan mengira psikopat itu cuma orang gila dengan belati. Di buku “Snake In Suits”, Dr. Robert D. Hare menyatakan, “many CEOs today, are in fact, psychopath”.
Psikopath modern pake android. Gemar sebut diri “zaman now”. Dengan keypads, sebar hoax, bikin meme dan fitnah Anies-Sandi.
Menurut psychopathy Roman Piso, “they are no longer ‘loners’ who work alone. Now, they make use of technology, and are networking with each other.”
Semakin mirip Ahokers ya? Bergerombol dan gunakan smartphone.
Minimal, Ahokers Sakit Jiwa masuk kategori “Psychopath by proxy”, yaitu mereka yang gravitating towards one political party atau figur Ahok. Psychopath by proxy meniru perilaku pujaannya. Maka tidak heran bila Ahokers senang banget caci-maki dan ngomong “shit-shit” pala loe peyang.
Ciri lain dari pschopath by proxy menurut Dr. Piso adalah “they reject anything that contradicts their beliefs and preconceived notions about their idol”.
Nyata-nyata Ahok terbukti menoda agama, tapi dibilang hebat. Dapet nilai WDP tetep dibilang bersih, transparan, profesional.
All in all, ciri klasik true psychopath in politic adalah Pathological liar, Fascist/authoritarian element, No emphaty dan manufacturing issue. Mereka yang menggambarkan Anies-Sandi sebagai rasis dan intoleran adalah contohnya.(kl/rmol)
Oleh: Zeng Wei Jian, Penulis adalah aktivis Komunitas Tionghoa Anti Korupsi (Komtak)