Eramuslim.com – Berbagai hal yang tidak biasa dilakukan oleh pihak pondok pesantren Al Zaytun, salah satunya adalah pelaksanaan pemotongan kurban pada Hari Raya Idul Adha 2023 lalu.
Dalam sebuah video yang beredar, Ketua Panitia Kurban Ponpes Al Zaytun mengungkapkan bahwa sapi kurban Al Zaytun ditembak sebelum disembelih.
Hal tersebut diungkapkan oleh Hafiz Al Bazra selaku Ketua Panitia Kurban Ponpes Al Zaytun.
Hafiz menjelaskan jika dalam kurban pihaknya menggunakan standing gun.
“Kita gunakan alat tembak untuk sapi, agar sapi pingsan da kemudian di sembelih terang Hafiz.
“Kali ini ada 12 sapi dan 40 domba yang akan kita potong,” jelas Hafiz.
Sedankan Menko Polhukam Mahfud MD menyebut Pondok Pesantren Al-Zaytun duhulu namanya yayasan NII.
Menurut Mahfud, hal berdasarkan dokumen yang ditemukan dan sebelum bernama Al Zaytun naman yayasan Negara Islam Indonesia atau NII.
“Ada dokumen yayasannya, bahwa dulu yayasannya namanya adalah yayasan NII, tapi lalu berubah yayasan pendidikan Al Zaytun dan seterusnya,” kata Mahfud di Jakarta, Rabu, 5 Juli 2023.
Mahfud mengatakan BNPT juga terus mengawasi Ponpes Al-Zaytun.
Dia mengatakan BNPT memang memiliki tugas melakukan pengawasan dan mencegah penyebaran radikalisme.
Selain Panji Gumilang, melalui Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Barat, pemerintah berencana menyiapkan mitigasi untuk menyelamatkan 5.000 santri Ponpes Al Zaytun.
Hal tersbeut diambil setelah Majelis Ulama Indonesia (MUI) merekomendasikan penutupan ponpes yang dipimpin Panji Gumilang itu.
Rekomendasi MUI itu didukung oleh pemerintah jika benar terbukti Panji Gumilang dan Ponpes Al Zaytun mengajarkan pendidikan menyimpang dan bertentangan dengan syariat Islam.
Sedangak Kanwil Kemenag Jabar saat ini masih menunggu kepastian keputusan pemerintah pusat terkait nasib Ponpes Al Zaytun di Desa, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu tersebut.
Ali Abdul Latief selaku Pelaksana harian (plh) Kepala Kanwil Kemenag Jabar menerangkan jika Kemenag Jabar mencatat jumlah santri di Ponpes Al Zaytun pada periode 2022-2023, lebih dari 5.000 orang.
Para santri sekolah di Madrasah Ibtidaiyah sebanyak 1.289 orang, madrasah tsanawiyah (MTs) 1.979, madrasah aliyah (MA) 1.746 dnegan total 5.014 santri.
Sumber: disway