Eramuslim – Kementerian Agama memberlakukan kebijakan baru mengenai penyelenggaraan ibadah haji. Mulai tahun 2018 ini, calon jamaah haji yang meninggal dunia dapat digantikan oleh ahli waris tanpa perlu mendaftar ulang.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Nizar Ali menjelaskan calhaj yang wafat dan telah masuk dalam daftar estimasi keberangkatan bisa digantikan ahli warisnya. Proses penggantiannya pun bisa langsung dilakukan tanpa mendaftar ulang.
“Karena ini bagian dari porsi warisan. Kalau dikembalikan biaya hajinya kan eman-eman (sayang). Rasanya tidak adil kalau tak bisa digantikan,” ujar Nizar saat meresmikan revitalisasi Asrama Haji Padang, Sumatra Barat, Rabu (7/3).
Nizar menyebut kebijakan ini sudah melalui pembahasan dengan Komisi VIII DPR. Kalau tak ada halangan, kebijakan penggantian calon jamaah haji yang wafat ini bisa berjalan mulain musim haji tahun ini.
Pembahasan soal penggantian calon jamaah haji yang wafat sebetulnya sudah dilakukan sejak lama. Kebijakan ini bermula dari kepedulian bagi keluarga calon jamaah haji yang meninggal dunia. Dikhawatirkan, kesedihan anggota keluarga semakin bertambah bila kuota haji yang sudah dibayar lunas terpaksa dikembalikan.
Kementerian Agama mencatat, kuota haji 2018 sebanyak 221 ribu orang dengan rincian 204 ribu jamaah haji reguler dan 17 ribu jamaah haji khusus. Khusus Sumatra Barat terdapat 4.628 kuota jamaah haji, termasuk petugas. (Ih/Ram)