Cahaya dalam Sunyi: Kolaborasi Musik Penuh Air Mata

Foto: pojoksatu

Eramuslim.com – Menjelang Idul Fitri 1439 H, Quran Indonesia (ID) Project memproduksi lagu dan dua klip video bertajuk Cahaya dalam Sunyi. Yang istimewa, untuk lagu tersebut 33 musisi dilibatkan bersama komunitas tuli.

Lirik Cahaya dalam Sunyi dibuat Archie Wirija dan Rilla Lusiana serta Ifa Fachir sebagai penulis notasi dan penata musik. Archie yang merupakan founder Quran ID Project menuturkan, di tahun keempat ini mereka mengusung tema #QuranIDprojectISYARAT.

Berangkat dari pemikiran bagaimana agar teman-teman tuli bisa merasakan indahnya momen takbiran saat Idul Fitri.

Pembuatan lagu relatif singkat. Idenya baru muncul pertengahan Maret. Lalu, lagunya dibuat awal April. Liriknya mewakili suara hati teman tuli.

”Kami bekerja paralel. Archie dan Rilla nulis lirik. Saya bikin musiknya. Alhamdulillah, waktu disatuin, ternyata pas,” ujar Ifa setelah launching di Ciputra Artpreneur, Jakarta, Rabu (6/6). Lagu jadi dalam tiga hari.

Tantangan berikutnya adalah menyatukan jadwal puluhan penyanyi untuk perekaman. Prosesnya sangat efisien. Penyanyi menjalani perekaman untuk part masing-masing. Lalu, mereka merekam video lirik dan testimoni.

Klip videonya dibuat dalam dua versi. Pertama, berkonsep teatrikal yang diekspresikan komunitas tuli, salah satunya The Little Hijabi Homeschooling yang dipimpin Bunda Galuh Sukmara, serta aktivis tuli Surya Sahetapy. Pada klip video kedua, seluruh penyanyi memperagakan bahasa isyarat dari lirik yang dinyanyikan.

Bagi para musisi dan penyanyi yang tergabung, proyek itu bermakna amat dalam. Salah satunya diungkapkan Dira Sugandi. Penyanyi yang dikenal dengan suara khasnya itu berurai air mata sepanjang sesi konferensi pers, terutama saat menceritakan pengalamannya dan menonton klip video dalam bahasa isyarat.

”Ini project yang paling menguras air mata,” tuturnya, lantas terhenti bicara karena terisak.

Kali pertama mendengar demo lagunya, Dira menangis. Saat perekaman, penuh air mata. Menonton teaser klip video, penuh keharuan. Sampai ketika akan berangkat ke konferensi pers, dia lagi-lagi menitikkan air mata.

”Hidup ini tentang mencari apa tujuan hidup kita. Saya sering berpikir saya ini nggak punya apa-apa, apa saya bisa bermanfaat buat orang lain?” ungkap Dira. ”Terima kasih Quran ID Project, sudah mengajak saya bergabung,” sambungnya.

Keharuan juga dirasakan Dewi Sandra. Perempuan kelahiran Brasil itu memantapkan hati tidak ingin kembali ke dunia tarik suara. Begitu mendengar demo lagu yang dikirimkan, Dewi tersentuh. Dewi ikut mempelajari bahasa isyarat sehingga mampu berkomunikasi dengan teman-teman tuli.

Cahaya dalam Sunyi bisa diakses secara luas melalui kanal YouTube QuranIndonesia dan platform musik digital. Seluruh hasil kolaborasi disalurkan untuk program edukasi #CahayadalamSunyi yang menyediakan akses belajar agama Islam dalam bahasa isyarat bagi teman-teman tuli.[pojoksatu]