eramuslim.com – Seniman dan budayawan, Butet Kertaradjasa membantah klarifikasi polisi soal pentas teater mereka tidak diintimidasi oleh pihak kepolisian. Menurut dia, tidak tepat polisi melakukan klarifikasi atau jumpa pers tapi bukan dirinya yang dipanggil.
Seperti diketahui, Butet sebelumnya mengaku mendapat intimidasi dari pihak kepolisian, karena diminta menandatangani pernyataan tidak bicara politik saat melakukan pertunjukan bertema ‘Musuh Bebuyutan’ di Taman Ismail Marzuki.
Namun, polisi kemudian mengklaim tidak melakukan intimidasi dengan menghadirkan panitia kegiatan.
“Terima kasih kepada kepolisian yang kemarin sore sudah melakukan jumpa pers untuk melakukan semacam klarifikasi ada tidaknya intimidasi kepada saya atau Agus Noor atas pertunjukan kami bebuyutan,” ungkap dia lewat video yang ramai beredar.
Namun, Butet kemudian menyayangkan karena klarifikasi itu tidak mengundang dirinya bersama Agus selaku pihak yang menyampaikan pernyataan diintimidasi.
“Kalau memang Polri itu serius ingin melakukan klarifikasi, semestinya di dalam jumpa pers ini, yang dihadirkan adalah saya dan Agus Noor, penulis cerita dan sutradara. Karena kami, dua orang ini yang menyatakan ada intimidasi, bukan memaksa staf kami, orang admin, Mbak Indah yang memang tidak tahu apa-apa soal ada tidaknya intimidasi,” ungkap Butet lagi.
Dia pun menerangkan lebih jelas tentang intimidasi yang menurutnya dilakukan oleh polisi.
“Bagi saya dan Agus Noor, intimidasi itu tidak hanya tindakan verbal, tindakan fisik, tapi surat yang harus saya tandatangani untuk menyertai dapatnya izin bahwa saya harus berkomitmen tidak bicara soal politik. itu adalah pembungkaman. Itu melanggar HAM, membungkam kebebasan berekspresi yang sesungguhnya dijamin oleh Undan-undang Dasar, jadi begitu pak polisi,” ucapnya.
Butet kemudian mengajak pihak polisi untuk memanggil dirinya, dan berbincang-bincang terkait masalah itu.
“Ayo klarifikasi yang tulus, undang saya dan Agus Noor dan kita bercakap-cakap secara santai,” ungkap dia lagi.
(Sumber: Terkini)