Badan Urusan Logistik (Bulog) menjamin cadangan beras nasional dalam posisi aman akan terpenuhi, menghadapi permintaan yang meningkat menjelang Hari Raya Idul Fitri mendatang.
"Sesuai dengan target stok yang kita cadangkan, stok sudah sesuai dengan rencana untuk mengantisipasi terjadinya kesulitan distribusi," kata Direktur Utama Perusahaan Umum Bulog Widjanarko Puspoyo sebelum mengikuti Rapat Kerja dengan Komisi IV, di Gedung DPRRI, Jakarta, Selasa (26/9).
Menurutnya, stok beras itu tidak hanya mencangkup jumlah, tetapi berkaitan juga dengan penyebarannya, sebab kendala rutin yang terjadi menjelang lebaran itu biasanya terkait dengan proses distribusi bahan makanan saling ‘berebut’ dengan arus mudik.
"Karena itu, kita sudah mempersiapkan jauh-jauh hari, dan stok kami sudah ada didaerah-daerah paling sedikit untuk cadangan tiga bulan, mudah-mudahan ini akan berpengaruh, sehingga para spekulan tidak mempermainkan harga," jelasnya.
Lebih lanjut Widjanarko menegaskan, stok beras cadangan Bulog berjumlah sekitar 1,1 juta ton yang tersebar di 33 propinsi, sedangkan untuk stok itu sendiri diperoleh dari pengadaan beras dalam negeri yang berjalan terus sekitar 5.000 sampai 6.000 ton setiap harinya.
Mengatasi kelangkaan beras saat menjelang hari lebaran, Bulog menyerahkan kebijakan operasi pasar kepada masing-masing pemda, untuk melakukan mekanisme pemantauan secara rutin dipasar, namun untuk antisipasi kelangkaan, Bulog telah menempatkan beras tersebut pada titik-titik rawan bencana menghadapi musin hujan, serta daerah yang memiliki kepadatan arus mudik. (novel)