Wakil Ketua Komisi IV DPR Suswono menilai, kemampuan penyerapan gabah petani oleh Badan Logistik (Bulog) hingga Mei masaih rendah.
"Sangat disayangkan. Angka penyerapan gabah petani hanya sekitar 15% dari total penyerapan beras dalam negeri, " ujar Suswono kepada pers di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (30/5).
Ironisnya, katanya, jumlah penyerapan Bulog berbanding terbalik dengan gabah dari mitranya. Artinya, Bulog lebih memprioritaskan mitranya, yang notebene adalah pedagang, bukannya petani kecil.
Menurutnya, rendahnya angka penyerapan gabah petani oleh Bulog disebabkan ketidakseriusan lembaga ini memperoleh gabah dari petani.
"Contohnya, Bulog hanya menerjunkan enam orang untuk wilayah Tegal, Brebes, Pekalongan, Batang, dan Pemalang. Ini tentu kurang, " tegas anggota F-PKS ini prihatin.
Ia mengaku mendapat laporan dari petani, bahwa setiap musim panen raya tiba, maka secara otomatis pula harga gabah turun, yaitu, di bawah harga pembelian pemerintah (HPP) senilai Rp 2.000 untuk gabah kering.
Suswono minta Bulog memperbaiki kinerjanya di masa depan. Ia juga meminta pemerintah melakukan sosialisasi tata penjualan gabah ke Bulog, karena pemerintah telah menganggarkan dana untuk menyerap gabah petani, " tandas Suswono. (dina)