Rencana pengumuman hasil Pilpres dan Pileg pada 22 Mei yang bertepatan dengan 17 Ramadhan menjadi tolok ukur. Apakah KPU bekerja jujur dan adil atau masuk dalam pola curang yang tersistematisasi. Bila nekad dan merekayasa kemenangan mengikuti “order” maka KPU berarti telah “disorder” dan siap melawan perlawanan umat dan rakyat. Dengan alasan umat sedang shaum, maka dianggap akan sabar menerima begitu saja keputusan. Nampaknya asumsi demikian akan keliru. Umat menyadari status bulan Ramadhan sebagai bulan perlawanan dan perjuangan. Justru kemungkaran akan segera ditumbangkan. Spiritualitas umat bereskalasi menguat. Kecurangan yang “terbiarkan” pada Pemilu 2014 tidak akan terulang saat ini. Ada suasana dan spirit yang jauh berbeda. Yakin bahwa pemenang Pilpres adalah Prabowo. Jokowi dan kroni nya layak untuk diantar “mudik”.
Sebagai “syahrul jihad” umat siap merebut kemenangan di bulan Ramadhan. Menghancurkan kekuatan komunis PKI yang ingin bangkit, merontokkan kapitalis aseng yang mendominasi, memporakporandakan faham-faham sesat yang mengotori agama, melawan skenario dan kolaborasi OBOR China, menumbangkan kezaliman yang meminggirkan kekuatan umat, serta melakukan revolusi moral dan akhlak untuk mengubah budaya yang serba permisif dan hedonis.
Kaum muslimin Indonesia, selamat melaksanakan shaum di bulan Ramadhan 1440 H. Selamat mendekat kepada Allah SWT. Berda”wah dan berjihad. Nashrun minallah wa fathun qoriib.
Bandung, 3 Mei 2019
Penulis: M. Rizal Fadillah, eks Aktivis IMM (sumber)