Eramuslim.com – Mantan Paus Benediktus XVI mengungkapkan dalam buku barunya mengenai saat-saat sulit memimpin Gereja Katolik, demikian disebutkan penerbitnya.
Buku berjudul “Final Conversations” ini yang akan dirilis dalam beberapa bahasa, disusun setelah dilakukan wawancara secara mendalam oleh wartawan Jerman Peter Seewald terhadap Paus pertama yang mengundurkan diri selama tujuh abad. Sebelumnya Seewald juga bekerja sama dengan Benediktus untuk menghasilkan tulisan.
Harian Italia Corriere della Sera, yang telah memperoleh hak terhadap buku tersebut dengan menerbitkan kutipannya pada bulan September, melaporkan terdapat “jaringan gay” di antara uskup senior Vatikan.
Benediktus menyebutkan terdapat satu kelompok terdiri dari 4-5 orang yang sudah dikenal memiliki kecenderungan seksualitas, saling bekerja sama untuk tujuan mereka sendiri daripada mengatasi persoalan gay itu sendiri. Benediktus menjelaskan, ia kemudian berhasil menyingkirkan kelompok itu dari kekuasaan.
Buku ini juga akan memberikan penjelasan terkait banyak kecurigaan masyarakat bahwa Paus bernama asli Joseph Ratzinger ini tidak memiliki kemampuan memimpin 1,2 miliar umat Katolik di dunia, juga mengatasi pelecehan seksual yang dilakukan kalangan pastor, serta pertempuran di kalangan eselon atas.
Ia mengungkapkan bagaimana ia mengalami “keguncangan” setelah pemilihan Paus dan tidak dapat tidur selama beberapa hari sesudahnya. Dia juga mengakui sekali-kali tidak memiliki ketegasan, tulis Corriere, Jumat (1/7/2016).
Benediktus membuat penampilan publik yang jarang terjadi pada hari Selasa lalu di saat perayaan Paus Francis menandai ulang tahun ke-65 pentahbisannya.
Ini merupakan segelintir penampilan publik sejak ia mundur pada 28 Februari 2013 dengan alasan tidak lagi memiliki kekuatan pikiran atau tubuh untuk melanjutkan.
Setelah tidak lagi menjadi Paus, dia mengambil tempat tinggal di bekas biara di dalam Vatikan. Di situ ia telah menghabiskan sebagian besar waktunya untuk berdoa, membaca atau menulis.(ts/tn)