Eramuslim – Sekjen Forum Umat Islam yang juga Koordinator Nasional Gerakan Indonesia Salat Subuh (GISS) Muhammad Al Khaththath mengaku sempat mendapat ancaman ketika berencana melakukan deklarasi di Masjid Agung Tasikmalaya.
Ancaman itu terjadi beberapa hari sebelum deklarasi GISS, yang rencananya dihelat pada Minggu (2/9).
“Acara deklarasi GISS beberapa hari lalu mendapat ancaman yang serius. Yang mengancam akan membubarkan acara ini,” ujar Ustadz Al Khaththath saat dihubungi CNNIndonesia.com, Senin (3/9).
Ustadz Al Khaththath menjelaskan bahwa ancaman ditujukan kepada koordinator GISS daerah Kota Tasikmalaya melalui aplikasi pesan singkat Whatsapp.
“Mobilnya ditandain silang dan dilingkarin,” kata Al Khaththath.
Dia mengatakan pihak yang tak ingin Deklarasi GISS dihelat juga menyebarkan pesan singkat melalui whatsapp. Isi pesan itu yakni menyatakan bahwa deklarasi GISS di Masjid Agung Tasikmalaya batal dilaksanakan. Pesan itu pun tertulis atas nama Koordinator GISS Daerah Tasikmalaya.
“Upaya pembatalan Dikerjakan secara profesional dan masif,” ucap Al Khaththath.
Selain itu, GISS juga dituding sebagai gerakan politik. Padahal, lanjut dia, GISS murni mengajak masyarakat untuk aktif solat Subuh berjamaah di masjid. Sama sekali tidak bermuatan politik.
“Saya kira tuduhan itu tidak masuk akal,” ujar Al Khaththath.
Alumni gerakan 212 ini juga mengatakan bahwa deklarasi GISS tetap dilaksanakan di lokasi yang direncanakan, yaitu di Masjid Agung Tasikmalaya.
Al Khaththath mengatakan masyarakat bahkan telah menunggu di masjid sejak dini hari. Solat Subuh lalu dilakukan secara berjamaah dan diimami oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia Kota Tasikmalaya.