eramuslim.com – Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PKS, Sukamta, menegur Menkominfo Budi Arie Setiadi karena mengucapkan alhamdulillah saat menjelaskan soal serangan di server PDN (Pusat Data Nasional).
Teguran itu terjadi saat Komisi I DPR menggelar rapat kerja bersama Kominfo, BSSN, dan Telkom Sigma pada Kamis (27/6/2024) lalu.
Terkait teguran itu, pegiat media sosial, Jhon Sitorus, menyampaikan bahwa Ketua Umum Projo tersebut kemungkinan tidak paham makna kata Alhamdulillah karena Budi Arie bukanlah muslim.
“Teman2 umat muslim, mohon dimaafkan dan dimaklumi ya Budi Arie ini. Dia agamanya Kristen, jadi mungkin dia ga paham kapan saat yang tepat menyebut kata “Alhamdulillah”,” tulis Jhon Sitorus melalui akun @Miduk17.
“Dia mungkin asal sebut, atau barangkali mau Log in…kami rela wkwkwk,” tambahnya di cuitan yang sama, dikutip Sabtu (29/6/2024).
Untuk diketahui, pada rapat kerja tersebut, Budi Arie menjelaskan, sebenarnya ada beberapa laporan dari tim yang bekerja di PDN Sementara (PDNS) 2 Surabaya yang diserang oleh ransomware Brain Cippher. Dalam laporan yang tidak dibuka untuk publik itu, kata Budi Arie, ada beberapa yang menerbitkan optimisme.
“Karena dalam serangan cyber ini selalu analisanya dua aja: ini state actor atau non-state actor. Tapi dalam forum ini saya ingin tegaskan bahwa kesimpulan mereka ini non-state actor dengan motif ekonomi, itu sudah alhamdulillah dulu, karena kalau yang nyerang negara itu berat,” kata Budi Arie.
Budi Arie lalu mencontohkan, beberapa waktu lalu pemerintah Arab Saudi pernah diserang oleh hacker dari pemerintah Iran. Menurut Budi Arie, jika penyerangnya adalah negara seperti yang terjadi di Arab Saudi, pemulihannya akan lebih berat.
“Kita berharap semoga nanti kita laporkan secara berkala itu tentang perkembangan pemulihan PDNS 2 Surabaya karena dari tahap yang sudah dilakukan paling tidak identifikasi, proteksi juga sudah kita lakukan di PDNS 1, ini juga terus kita lakukan pemulihan dalam waktu segera dan secepatnya,” tuturnya.
Ucapan Budi Arie itu lalu mendapat teguran dari Sukamta. Di satu sisi, kata Sukamta, ia merasa senang karena Budi Arie terkesan religius dan selalu bersyukur meski di tengah serangan hebat. Namun di sisi lain, itu juga yang membuatnya prihatin.
“Tapi saya prihatin Pak, Bapak bersyukur di tengah serangan yang hebat begini bagi negara Pak. Mengucap Alhamdulillah, ini ya bagus, disyukuri, tapi menurut saya lebih tepat Innalillahi Pak daripada Alhamdulillah Pak,” tegur Sukamta.
Sukamta menilai, serangan yang melibatkan ransomware dan menyerang pusat data nasional ini adalah sebuah masalah yang sangat berat bagi negara. Apalagi masalah ini menyangkut soal keamanan nasional.
“Yang saya ungkap tadi itu punya BAIS, punya Polri, Pak, dijual bebas file-nya sekarang bahkan bisa di-download, begitu kok alhamdulillah Pak. Harusnya innalillahi Pak. Menurut saya, kalau sikap kita begini Pak, innalillahi betul, Pak,” ucap Sukamta.
Selaku pimpinan sidang, Meutya Hafid sepakat dengan hal itu. Meutya meminta pihak pemerintah, terutama yang berkaitan dengan kasus serangan di server PDN untuk lebih berhati-hati saat mengeluarkan statement.
(Sumber: Fajar)