Bu Yoyoh Pernah Diajak Besanan Oleh Ibu Warga Palestina

Meninggalnya Yoyoh Yusroh pada Sabtu lalu dalam sebuah kecelakaan, mendapatkan kesaksian tersendiri dari Kaukus Parlemen Indonesia untuk Palestina. Menurut Koordinatornya, Al-Muzammil Yusuf, sedemikian akrabnya almarhumah dengan muslim Palestina, Bu Yoyoh pernah diajak besanan oleh seorang ibu warga Palestina yang ia kunjungi.

"Yoyoh adalah Aleg yang paling aktif membantu Tragedi Kemanusiaan di Palestina," ujar Muzammil saat memberikan kesaksiannya mengenang Almarhumah di DPR RI, Senin (23/5/2011).

Muzammil yang juga satu fraksi dengan Yoyoh mengenang bahwa anggota komisi I ini dikenal gigih berjuang membawa bantuan kemanusiaan dari Rakyat Indonesia untuk Bangsa Palestina ditengah blokade yang dilakukan oleh zionis Israel. Ia tercatat sudah tiga kali berjuang masuk Gaza dalam misi kemanusiaan.

Pertama, pada akhir Desember 2009 namun gagal karena Rafah diblokir oleh aparat Mesir yang mencegah masuknya rombongan Viva Palestina, yang merupakan gabungan LSM dunia (mayoritas dari Eropa), dimana mereka berupaya menembus satu tahun blokade Gaza melalui kota Rafah. Mereka berangkat dari Cairo.

“Seingat saya, saat itu Bu Yoyoh satu-satunya anggota Parlemen Indonesia yang ikut dalam rombongan,” ujar Muzammil.

Kedua, pasca tragedi Flotila yaitu pada akhir Juni 2010, dimana Bu Yoyoh saat itu masih di Komisi 8 minta izin untuk ikut dalam rombongan Komisi 1 DPR RI ke Gaza.

“Kami jam 20.00 sudah masuk Pantai Arisy Rafah. Sedangkan Bu Yoyoh baru masuk tengah malam (karena tidak bisa bareng Komisi 1). Namun esoknya, ia berhasil bergabung dengan rombongan Komisi 1 masuk ke Gaza dari pintu Rafah,” ucap anggota DPR dapil Lampung ini.

Ketiga, ia juga berhasil menggalang bantuan dana masyarakat Indonesia untuk membeli mobil ambulan guna disumbangkan kepada Rakyat Palestina di Gaza. Ia berhasil masuk Gaza setelah lebih dari 1 minggu berjuang melobby pemerintah Syria dan Mesir, akhirnya ia mendapatkan izin dan berhasil membawa mobil ambulan masuk ke Gaza.

Bahkan, masih menurut Muzammil, karena semangatnya itu, seorang ibu di Palestina mengajak Bu Yoyoh untuk menjadi besannya. Wanita Palestina tersebut sangat serius, dengan berulang kali menyebutkannya hingga saat perpisahan seusai Bu Yoyoh menyerahkan bantuan mobil ambulan.

”Almarhumah menceritakan pengalamannya yang pertama dan ketiga kepada saya, tidak dengan "bahasa" kesulitan dan kepenatan. Tetapi dengan bahasa antusias cintanya terhadap saudara-saudaranya di Palestina. Saya yakin jika ada peluang berikutnya, dia akan masuk lagi ke Palestina. Akan tetapi, takdir Allah yang menentukan lain,” tutur anggota legislatif yang juga pemerhati dunia Islam ini. mnh

foto: muzakir, eramuslim