Dalam waktu yang tak lama lagi, sekitar lima orang tenaga medis Palestina akan menjalani pendidikan di bidang Manajemen Rumah Sakit serta Spesialisasi Bedah Jantung dan Bedah Plastik. Kedatangan tim medis Palestina tahap pertama ini, atas bantuan beasiswa dari lembaga kemanusian Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI).
"Kami mengundang teman-teman Palestina untuk bersekolah di Indonesia, untuk pasca program sarjana dan fakultas spesialis. Sekarang sedang diproses mungkin sebentar lagi akan datang kesini perwakilannya, mudah-mudahan bisa lancar, dan Insya Allah bisa bersekolah di Indonesia," kata Ketua BSMI Dr. Basuki Supartono, SpOT, FICS, MARS, di Jakarta.
Alasan dipilihnya bidang-bidang pendidikan tersebut, menurutnya, berdasarkan pemantauan BSMI selama melakukan aksi kemanusiaanya, kondisi rumah sakit di Palestina belum dikelola secara profesional, meskipun sarana dan prasarananya cukup baik.
"Kami akan membantu perbaikan sistem manajemen disana, karena kami melihat masih manual ya. Walaupun banyak tempat tidurnya sampai 600 tempat tidur. Tapi masih manual. Karena itu mereka butuh keterampilan untuk memanaj rumah sakit disana yang cukup besar," tambah Dr. Basuki.
Disamping itu, lanjutnya, dari tujuh rumah sakit milik pemerintah dan beberapa rumah sakit di Palestina belum memiliki dokter bedah jantung, dan bedah plastik. Akibatnya, para korban ledakan bom fospor 80 persennya meninggal dunia, dan yang masih hidup harus dirujuk ke rumah sakit di Mesir dan Yordan.
Basuki mengatakan, pihaknya sudah melakukan penjajakan ke Universitas Indonesia, Universitas Brawijaya-Malang, dan Universitas Airlangga-Surabaya, untuk menyekolahkan tim medis dari Palestina tersebut.
"Ini sedang diproses surat-suratnya, kami sudah bertanya ke UI. Mereka sudah melengkapi surat-suratnya, sebentar lagi kami akan mengirim uangnya untuk transport mereka kesini. Kami mengurus untuk di UI, ke Malang Unibraw. Atau Surabaya," jelasnya.
Sulitnya memberikan bantuan kepada rakyat Gaza, Palestina, diakuinya, sebagai pendorong BSMI untuk meminta para tim medis Palestina untuk belajar di Indonesia, sehingga mereka dapat dengan mudah mendapatkan ilmu yang bisa diterapkan untuk kepentingan rakyat Palestina.(novel)