eramuslim.com – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengungkap adanya potensi ledakan gempa megathrust di Selat Sunda. Jika itu terjadi, maka ada potensi tsunami.
Itu diungkapkan Nuraini Rahma Hanifa, Peneliti dari Pusat Riset Kebencanaan Geologi, BRIN.
Berdasarkan hasil risetnya, Rahma mengatakan megathrust di selatan Jawa, termasuk Selat Sunda, menyimpan energi tektonik yang signifikan. Bisa melepaskan gempa berkekuatan magnitudo 8,7 hingga 9,1.
Potensi ledakan ini diprediksi besar. Dampaknya bisa hingga ke Jakarta.
“Potensi megathrust ini dapat memicu goncangan gempa yang besar dan tsunami, yang menjalar melalui Selat Sunda hingga ke Jakarta dengan waktu tiba sekitar 2,5 jam,” kata Rahma, dikutip dari website BRIN, Senin (6/1/2025).
BRIN telah melakukan sinulasi bersama tim peneliti dari berbagai institusi. Diprediksi, jika tsunami terjadi, ketinggian gelombang diperkirakan dapat mencapai 20 meter di pesisir selatan Jawa, 3-15 meter di Selat Sunda, dan sekitar 1,8 meter di pesisir utara Jakarta.
“Energi yang terkunci di zona subduksi selatan Jawa terus bertambah seiring waktu. Jika dilepaskan sekaligus, goncangan akan memicu tsunami tinggi yang bisa berdampak luas, tidak hanya di selatan Jawa tetapi juga di wilayah pesisir lainnya,” terangnya.
Rahma pun menekankan pentingnya mitigasi melalui pendekatan struktural dan non-struktural. Seperti pembangunan tanggul penahan tsunami, pemecah ombak, serta penataan ruang di kawasan pesisir dengan memperhatikan jarak aman 250 meter dari bibir pantai.
“Pembangunan hutan pesisir atau vegetasi alami seperti pandan laut dan mangrove juga menjadi solusi berbasis ekosistem untuk meredam energi gelombang tsunami,” jelas Rahma.
Pendekatan non-struktural, kata Rahma melibatkan kesiapsiagaan masyarakat melalui edukasi mitigasi bencana. Termasuk pelatihan simulasi evakuasi, serta penyediaan jalur dan lokasi evakuasi yang memadai.
“Kita harus memastikan bahwa masyarakat memiliki pemahaman tentang potensi bahaya tsunami, sistem peringatan dini yang efektif, serta kemampuan merespons dengan cepat,” ujarnya.
BRIN menemukan bahwa gempa megathrust di selatan Jawa memiliki periode ulang sekitar 400-600 tahun. Dengan kejadian terakhir diperkirakan pada 1699, energi yang tersimpan saat ini telah mencapai titik kritis.
“Bencana seperti tsunami Aceh mengajarkan kita bahwa kesiapsiagaan dan mitigasi bencana adalah kunci untuk menyelamatkan nyawa,” pungkasnya.
(Sumber: Fajar)