Eramuslim.com – Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) kembali jadi sorotan lantaran membuat lomba tulis bertema hormat bendera menurut hukum Islam. Tema ini menuai kritikan dari berbagai pihak termasuk tokoh agama.
Terkait itu, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP), Ali Mochtar Ngabalin memberikan penjelasan dalam Apa Kabar Indonesia Pagi tvOne. Hadir sebagai narasumber lain yakni pendakwah Haikal Hassan.
Ngabalin menyampaikan meski sudah merdeka, tak bisa dilupakan bahwa Indonesia masih terdapat orang yang berteriak tentang asas negara.
“Masih ada orang berkepentingan tentang asas Islam. Masih ada orang berkepentingan bicara negara Islam,” ujar Ngabalin dikutip VIVA pada Minggu, 15 Agustus 2021.
Dia menyampaikan bila BPIP memasukkan tema tersebut juga mesti dilihat dari aspek lain. Sebab, kata dia, dalam lomba itu ada kriteria dan rumusan ilmiahnya. Menurutnya, ada tiga hal yang mesti diperhatikan.
Dia merincikan tiga hal itu yakni pertama, kreatifitas peserta lomba dalam mengembangkan materi dan bahan tulisan. Kedua, ia bilang soal penulisan.
“Dan, ketiga manfaatnya. Mari kita ambil manfaatnya kemudian kita pertajam manfaat yang mungkin juga untuk mahasiswa dan pelajar. Mempersempit apa yang menjadi perbedaan,” tutur Ngabalin.
Kemudian, ia menambahkan saat ini tak bisa dihindari masih ada anggapan sejumlah pihak seperti mencium bendera itu syirik dan haram dalam hukum Islam. “Menghormati inspektur upacara dikatakan juga syirik, dan lain-lain,” ujar mantan politikus Partai Bulan Bintang (PBB) itu.
Pun, ia menjawab pertanyaan Haikal Hassan terkait tema kemerdekaan dalam lomba tulis BPIP yang hanya seperti menyentuh umat Islam, tidak umat beragama lain. Menurut Ngabalin, soal kemerdekaan dengan lomba tulis BPIP untuk santri ini memang terkait Islam.