Untuk membidik pasar yang mayoritas muslim, PT Asuransi AIA Indonesia meluncurkan Asya Link, produk unit link berbasis syariah. AIA menargetkan kontribusi bisnis syariah ini mencapai 12 miliar rupiah setahun mendatang.
Manager Departemen Syariah AIA Setyo Hartinto mengatakan, saat ini industri asuransi syariah terus berkembang di Indonesia, di mana sekitar 36 perusahaan asuransi dan reasuransi tercatat telah menjalankan bisnis syariah. Berbeda dengan lima tahun silam, asuransi syariah hanya dijalankan 5 perusahaan. "Ini merupakan perkembangan yang baik, " ujar Setyo.
Di sisi lainnya, Menurutnya, pasar asuransi syariah masih terbuka lebar, khusus asuransi jiwa dan pasar syariah baru 0, 9 persen di antara industri nasional. Salah satunya karena Indonesia merupakan negara Muslim terbesar di dunia.
Kami optimistis angka itu akan terus naik dari tahun ke tahun, oleh karena itu kami harus menciptakan inovasi produk, " katanya dalam jumpa pers peluncuran Asya Life, di Gedung Bank Panin, Jakarta, Rabu (29/9).
Mengenai produk baru Asya Life, Setyo menjelaskan, produk menawarkan sistem back end loading, di mana dana pemegang polis akan langsung diinvestasikan tanpa potongan biaya. Investasi juga ditempatkan pada produk-produk investasi berbasis syariah. "Sementara investasi akan disalurkan pada balanced fund atau campuran deposito, obligasi, saham, dan reksadana syariah yang keseluruhannya disesuaikan dengan kaidah syariah itu sendiri, " ujarnya.
Senior Manager AIA Dian Firlia menyatakan, produk syariah ini tak hanya akan menarik umat muslim, melainkan juga non-muslim, namun Asya link akan menjadi inovasi terbaru yang khusus dirancang untuk pasar Indonesia. "Tak hanya muslim, ini akan menarik non-muslim juga, " ungkapnya.
Menurutnya, hingga akhir Juni 2007 total aset AIA mencapai 5, 25 triliun rupiah, atau naik 13 persen dibanding periode yang sama tahun lalu. Pendapatan naik hingga 41 persen menjadi 901 miliar rupiah.(novel)