Eramuslim.com – Ratusan siswa SD, SMP dan Madrasah Aliyah di Susukan Kecamatan Tirtayasa Kabupaten Serang, beramai-ramai menulis surat untuk Presiden Jokowi sebagai bagian budaya menulis dengan tulisan tangan.
Ratusan siswa itu berkumpul di lapangan Yayasan Pendidikan dan Pondok Pesantren Ashabul Maimanah Kecamatan Tirtayasa. Mereka menulis berbagai harapan dan cita-citanya untuk disampaikan ke Presiden Jokowi yang dituangkan dalam selembar kertas.
Yahya, salah seorang murid kelas III SDN Susukan Tirtayasa, Serang, Banten, dalam suratnya meminta uang Rp 1 juta kepada Presiden Joko Widodo untuk membantu orang tua membeli beras.
“Bapak presiden aku butuh uang satu juta untuk membahagiakan orang tua buat beli beras,” kata Yahya dalam suratnya, Selasa (3/5).
Kegiatan itu digagas sebuah perusahaan alat tulis yang merupakan bagian dari pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR). Dalam kesempatan itu dibagikan alat tulis, buku dan tas bagi ratusan siswa peserta lomba menulis surat untuk presiden.
“Kami ingin mengajak anak-anak dan guru untuk melestarikan kegiatan menulis dengan tangan yang dapat mengasah, kinerja otak,” kata CEO Standardpen, Megusdyan Susanto.
Selain menulis surat untuk presiden, kegiatan lainnya yang dilaksanakan yakni menulis Jurnal Santri, dengan harapan guru atau ustad dan orang tua bekerja sama untuk membantu anak-anak agar kembali terbiasa menulis.
“Ini bisa dicoba dengan menulis satu hari satu lembar,” ucap Magusdyan.
Dia menambahkan, daya literasi masyarakat Indonesia masih terbilang rendah. Data Unesco menyebut persentase minat baca Indonesia sebesar 0,01 presen atau hanya 1 banding 10.000. Data tahun 2015 menyebutkan, sekitar 51.000 jiwa warga Banten masih buta huruf. Jumlah ini turun dari periode sensus sebelumnya sekitar 218.000 jiwa.
Dia menambahkan, langkah itu dilakukan untuk membantu mengembalikan semangat anak-anak menjalani pendidikan. Selain itu, pihaknya ingin mengembalikan tradisi lama yakni budaya menulis yang mulai ditinggalkan karena kemajuan teknologi informatika.
Ketua Yayasan Ashabul Maimanah KH Daelami mengatakan budaya baca dan tulis di kalangan pelajar saat ini sudah berkurang. Padahal dengan membiasakan baca dan tulis akan mengasah kecerdasan dan kreativitas anak-anak pelajar.
“Kami berharap gerakan ini terus ditularkan kepada pelajar lainnya di Indonesia. Kami mengapresiasi dan terima kasih atas kepedulian semua pihak yang peduli terhadap generasi bangsa,” pungkas Daelami dilansir dari Antara.
Sampai sejauh ini belum ada respon dari Jokowi. Jika Jokowi bisa memberi makan kecebong dan kodok peliharaannya, maka dia seharusnya bisa memberi makan pada rakyatnya. (ts)