Deputi Sistem Data dan Informasi Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Sutrisno menjelaskan, BMG memprediksi bahwa musim kemarau yang terjadi di Indonesia pada 2006 tidak akan lebih parah dari kejadian di tahun-tahun sebelumnya.
"Tingkat parah atau tidaknya kekeringan akan sangat tergantung dari lamanya suatu daerah mengalami kondisi curah hujan nol dan luasannya. Makin lama dan makin luas tentu saja akan makin berat," ujar Sutrisno kepada pers di Jakarta, Kamis (6/7).
Dijelaskannya, enam daerah yang diprediksikan akan mengalami kekeringan oleh BMG adalah Nusa Tenggara, Jawa, Bali, Sumatera bagian selatan, Kalimantan bagian selatan, dan Sulawesi bagian selatan.
Sutrisno menambahkan, badai tropis "Ewiniar" di perairan sebelah timur laut Philipina terus bergerak menjauhi Indonesia dan tidak mempengaruhi pola cuaca di sebagian besar wilayah Indonesia.
Akibatnya wilayah Indonesia bagian selatan masih didominasi angin dari timur sehingga hujan semakin berkurang di wilayah itu. Sedangkan di wilayah Indonesia bagian utara, angin bergerak dari arah barat daya-barat laut dengan kecepatan angin rata-rata 10-36 kilo meter per jam.
Menurutnya, musim kemarau kali ini terpengaruh oleh oleh dari dua hal, yaitu penguapan dan curah hujan. "Untuk tahun ini curah hujan di beberapa daerah memang sangat kurang, terutama di sekitar selatan equator, sehingga berpotensi menimbulkan kekeringan," paparnya.
Kepala Sub Bidang Informasi Meteorologi Publik BMG Achmad Zakir menambahkan, untuk kondisi cuaca di sekitar wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabotabek), BMG memprediksi, untuk satu pekan ke depan situasi masih relatif aman. "Aman, artinya tidak ada cuaca yang ekstrim. Hujan sangat kurang. Kalaupun ada curah hujan hanya sekitar 10 mili meter per hari," katanya.
Oleh karena itu, ia menghimbau masyarakat agar mewaspadai percikan api untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti kebakaran. "Suhu udara relatif tinggi sekitar 33 derajat celcius, biasanya hanya 32 derajat celcius, sedangkan kalau malam hari dapat mencapai 23 derajat celcius," katanya.
Mengenai ramalan BMG yang disebut acap kali meleset, Zakir menjelaskan bahwa yang disebut musim kemarau tidak berarti tidak ada hujan sama sekali. "Orang seringkali salah mengerti. Kami sebut musim kemarau jika hari hujannya kurang dari 15 hari sedangkan musim hujan jika lebih bisa sampai 25 hari," katanya. (dina)