Ketua Dewan Penasehat ICMI, BJ Habibie menilai, produktifitas umat Islam di negara-negara yang mayoritas penduduknya Muslim masih sangat rendah, dibandingkan dengan negara-negara berpenduduk non muslim. Padahal, negara-negara Islam memiliki cukup banyak kandungan sumber daya alam.
"Berdasarkan data OPEC tahun 2004, 75,1 persen sumber minyak mentah dunia dikuasai umat Islam. Tetapi, untuk memproduksinya kemampuan umat Islam hanya 46,9 persen. Karena itu membutuhkan investasi yang besar, " katanya disela-sela pidato kebudayaan di Gedung Auditorium BPPT Jakarta, Rabu (7/6).
Menurutnya, untuk merubah citra kebanyakan negara muslim kaya tapi miskin, adalah dengan cara melakukan percepatan revolusi dengan meningkatkan kebutuhan dasar manusia dari sisi pendidikan, ekonomi, serta kemampuan iptek. Sehingga dapat meningkatkan produksivitas dan daya saing secara global.
Lebih lanjut ia menjelaskan, Indonesia sudah mulai berhasil merubah sistem-sistem otoriter menjadi demokratis, dengan cara yang lebih damai dibandingkan negara-negara muslim di Timur Tengah.
"Kita bangsa Indonesia telah berhasil menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, seperti yang terjadi di Irak dan Palestina," ungkapnya.
Dirinya meminta umat Islam di Indonesia agar dapat memberikan wajah yang sejuk, dan tidak terpancing dengan reaksi kontra produktif yang mendiskreditkan umat Islam sebagai kelompok teroris. Mantan Presiden Indonesia ini juga mengajak seluruh umat Islam mengimplementasikan Al-Quran dalam kehidupan berbudaya di masyarakat, serta jangan melihat perbedaan pandangan sebagai jurang pemisah dalam perkembangan peradaban Islam di masa datang. (novel/travel)