Menurut Denny, Jokowi kemudian dikabarkan marah besar. Di saat dia melakukan kunjungan ke luar negeri, menteri-menterinya malah disebut ikut sibuk sendiri. Hingga akhirnya keluarlah surat edaran penumpang pesawat kemudian tidak wajib PCR.
“Kalau gitu untuk apa kemarin-kemarin keluarkan kebijakan wajib PCR, kebijakan sia-sia, cuma undang keributan saja. Akhirnya karena sakit hati pemerintah menguras kantong rakyat, diobok-obok pulalah siapa yang bermain. Ada Luhut dan Erick ternyata yang punya saham di PT GSI,” katanya.
Denny lantas bilang, karena menteri yang mengobok-obok air tenang inilah, borok mereka kemudian jadi terlihat ke permukaan.
“Borok-boroknya mulai terbuka, mau diapain juga orang sudah terlanjur muak. Entah karena masyarakat yang ungkap borok, atau para menteri yang ungkap boroknya sendiri.” ujar Denny.
Menurut dia, ini akibat para menteri memiliki ego sektoral sendiri-sendiri. Dan itu tak bisa hilang, karena mereka coba mencri cuan sendiri-sendiri.
“Itulah, ya enggak korupsi uang mereka korupsi kebijakan. Dan ini sudah dipupuk sejak Orde Baru.”
“Buat saya, maaf ya bapak-bapak, menteri harus punya budaya malu dan harus dipupuk sejak dini. Kalau sadar ada gesekan sejak awal mending mundur saja deh. Biar jelas sekalian, ketimbang kalian masih ngotot dengan jabatan dan ajari rakyat untuk tebal muka meski dapat tamparan keras di wajah.”
“Kalau serakah, jangan salahkan rakyat yang bikin saluran komunikasi sendiri, yang bisa membongkar semua yang tersembunyi rapat-rapat. Saya bela pemerintah soal kebijakan, tapi saya enggak bela oknum pejabat demi keuntungan pribadi,” katanya. [Hops]