Eramuslim.com – Mantan Menteri BUMN, Rini Mariani Soemarno Soewandi atau akrab disapa Rini Soemarno harus ikut bertanggung jawab atas membengkaknya biaya proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.
Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo menyebutkan, akibat keterlambatan pembebasan lahan, perencanaan yang terlalu optimis, dan kurang kuatnya manajemen proyek, proyek Kereta Cepat mengalami pembengkakan biaya alias cost overrun.
Estimasi cost overrun proyek ini sebesar 1,4 miliar dolar AS hingga 1,9 miliar dolar AS, atau sekitar Rp 20,16 triliun hingga Rp 27,36 triliun (asumsi kurs Rp 14.400).
Ekonom senior DR. Rizal Ramli mewanti-wanti agar Rini Soemarno tidak menghilang. Rini harus ikut bertanggung jawab.
Apalagi, Rini pernah menyebutkan, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan selesai 50 persen pada 2019, dan rampung pada 2021.
“Rini Soewandi jangan ngilang dong? Ada berita kick back-nya lho,” kata RR lewat akun Twittr pribadinya @RamliRizal, Sabtu (10/7).
Rizal Ramli mengomentari postingan wartawan senior, Farid Gaban. Farid mempoting poster yang berisi “Tanpa utang baru, Kereta Cepat Jakarta-Bandung tak bisa beroperasi. Biaya pembangunan bengkak Rp 20-27 triliun karena perencanaan terlalu optimis”.
Postingan poster Farid itu juga disertakan dengan keterangan: “KERETA CEPAT. Resmi terjerumus dalam jebakan batman investasi Tiongkok. Dulu, yang ngeritik proyek ambisius dan mercusuar ini dilabel ‘tidak suka bangsa Indonesia maju'”.
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung merupakan hasil pengembangan tipe CRH380A oleh perusahaan China, CRRC Qingdao Sidang.
Pada September 2019, Rini Soemarno yang masih menjabat Menteri BUMN, menyampaikan pujian dan berterimakasih kepada China atas keterlibatannya dalam proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang digarap oleh PT Kereta Cepat Indonesia-China (KCIC).
Menurut Rini, kemitraan antara Indonesia dan China telah berjalan dengan baik. [RMOL]