Bank Indonesia meminta perbankan syariah membantu pengembangan dan pengelolaan usaha kecil menengah (UKM). Karena, selama ini pengelolaan sektor tersebut cenderung masih bersifat tradisional. Hal tersebut dikatakan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia Siti Chalimah Fadjrijah kepada pers, di Hotel Menara Peninsula Jakarta, Rabu (12/3).
Menurutnya, para pelaku UKM masih kesulitan memisahkan kekayaan pribadi dengan perusahaan, karena usaha sektor ini biasanya berupa bisnis keluarga.
"Mereka (UKM) perlu pendampingan, jadi bank syariah bukan hanya menjadi pemodal tapi penasihat manajemen, " ujarnya.
Lebih lanjut Siti Fadjrijah menjelaskan, pembinaan manajemen itu juga akan menguntungkan bank syariah karena pendapatan dari bagi hasilnya akan baik. Sementara itu, apabila UKM yang dibiayai berkinerja buruk, perbankan syariah ikut menanggung kerugian.
Dia juga mengingatkan bagibank asing yang ingin menyalurkan pembiayaan ke UKM, untuk bekerja sama dengan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) atau BPR Syariah di daerah supaya bisa menjangkau daerah yang lebih luas.
Siti Fadjrijah menjelaskan, saat ini aset Bank syariah sebesar 36 triliun rupiah dengan penyaluran pembiayaan mendekati 20 triliun rupiah pada 2007.
"Aset tersebut ditargetkan akan menjadi 90-100 triliun rupiah sampai akhir 2008. Dari seluruh pembiayaan bank syariah, sebesar 70 persen di antaranya disalurkan ke sektor usaha kecil menengah, " imbuhnya. (novel)