Bertanya Cara Kritik Dituduh Provokasi, JK: Pemerintah Jangan Terlalu Baper

Eramuslim.com – Mantan wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) mengaku heran ketika pertanyaannya terkait cara mengkritik pemerintah agar tidak dijerat UU ITE, dianggap provokasi.

JK menyarankan pemerintah agar jangan terlalu mencurigai masyarakat.

“Jangan terlalu curiga kepada orang terutama orang-orang sekitar. Jangan ada apa-apa curiga. Jangan terlalu baper lah. Terbawa perasaan gitu,” ujar JK dikutp dari YouTube Kompas TV di acara Satu Meja, Kamis (18/2).

JK mengatakan, dia bertanya sebab banyak masyarakat yang tidak paham bagaimana cara mengkritik pemerintah.

Menurut JK, meskipun dirinya tahu rambu-rambu dalam mengkritik, namun pertanyaan itu dia keluarkan agar ada penjelasan resmi dari pihak Pemerintah.

“Seperti conton nih, saya bertanya, dikira provokasi. Kan beda sekali itu kan. Bertanya tapi dianggap provokasi. Loh di mana letak provokasi saya. Saya bertanya bagaimana caranya (mengkritik) jelas kan dong,” ujar JK.

JK mengatakan, jika pemerintah dengan tegas mengatakan ingin dikiritik, kemudian memberikan rambu-rambu cara mengkritik, maka masyarakat akan tahu cara mengkritik.

“Sebenarnya kita tahu juga bahwa caranya bukan fitnah bukan hoakx tapi kalau pemerintah mengatakan (cara mengkritik) itu kan lebih tegas, kalau saya mengatakan caranya, orang tidak akan peduli. Tapi kalai pemerintah mengatakan caranya begini, baru orang peduli. Karena punya efek hukum,” ucap Jusuf Kalla.

Seperti diketahui, JK juga ikut mengomentari pernyataan Presiden Jokowi yang mengaku ingin dikritik. JK menanyakan cara kritik ke pemerintah tanpa harus dijerat UU ITE.

“Tentu banyak pertanyaan, bagaimana caranya mengkritik pemerintah tanpa dipanggil polisi. Ini tentu menjadi bagian dari upaya kita,” kata JK dalam acara peluncuran Mimbar Demokrasi Kebangsaan Fraksi PKS DPR RI.