Eramuslim.com – Jusuf Kalla diketahui sejak awal tidak setuju jika Jokowi jadi presiden. Ucapannya bahwa kalau Jokowi jadi presiden maka Indonesia akan hancur, sudah diketahui khalayak ramai. Dan ketika ditawarkan menjadi RI-2 mendampingi Jokowi, JK bersedia dan bisa jadi kesediaannya itu didasari nafsu dan ambisinya untuk bisa menggantikan Jokowi di tengah jalan. Sebab itu, banyak sekali kebijakan dan langkah-langkah politiknya yang berseberangan dengan Jokowi. Salah satunya mengadakan pertemuan diam-diam dengan sejumlah petinggi Koalisi Merah Putih (KMP) di Hote Shangrila Jakarta beberapa hari lalu.
Pertemuan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) dengan para petinggi Koalisi Merah Putih (KMP) di Hotel Shangri-la patut dicurigai. Sebab, pertemuan itu bersamaan dengan isu adanya reshuffle kabinet yang dilakukan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terhadap menteri yang kinerjanya memble.
Direktur Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI), Panji Nugraha mengatakan, tensi yang terjadi antara Jokowi-JK dalam rencana reshufflemeliputi beberapa faktor. Pertama, seringnya beda pendapat antara Jokowi dengan JK dalam membahas persoalan bangsa seperti pembahasan revisi UU KPK, lalu Jokowi menilai menteri dari unsur orang JK tidak berprestasi.
“Jadi, sangat beralasan mengapa JK bermanuver politik dengan mendekati KMP, untuk mendapat perlindungan dan mempertahankan kekuasaannya. Sebab, reshuffle menteri yang dilakukan Jokowi disinyalir akan menargetkan orang-orang JK,” tutur Panji dalam keterangannya (22/6).
Dia terangkan, pertentangan Jokowi-JK akan memanas dalam beberapa bulan ke depan. Sebab,reshuffle hanya akan menjadi penyulut tensi antara Jokowi-JK.
“Saya prediksi ke depannya mereka akan terus berseberangan, ini yang patut diwaspadai. Tidak mungkin JK tidak memikirkan cara untuk meraih kursi RI-1,” tegas Panji.(rz)