Departemen Agama akan melakukan penelitian dan memberikan pemahaman kepada sejumlah kelompok atau aliran yang ternyata sudah Idul Fitri pada Senin, 29 September. Hal Ini disampaikan Sekjen Depag Bahrul Hayat, di sela-sela Sidang Itsbat penentuan 1 Syawal, di Kantor Depag, Jakarta Senin (29/9). Pernyataan Sekjen Depag itu menjawab pertanyaan terkait sejumlah kelompok atau aliran yang ternyata telah Idul Fitri lebih awal, seperti Naksabandiyah.
”Kita akan melakukan pengecekan dan kunjungan, kira-kira apa dasar dari penetapan itu dan seterusnya. Mudah-mudahan bisa diberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana seharusnya tentang penetapan hari raya ini,” kata Sekjen.
Yang jelas menurut Bahrul, pihaknya meminta semua pihak untuk menjadikan pedoman sesuai dengan kaidah-kaidah penetapan bulan Hijriyah, baik melalui Hisab maupun Rukyah. ”Kedua, sesuai dengan Fatwa MUI, di mana diminta agar pemerintah yang menetapkan, untuk kepentingan kemaslahatan umat. Ini yang terbaik,” ujarnya.
Ia mengatakan, apabila ada yang punya pendapat khusus, agar betul-betul tidak menimbulkan keresahan di masyarakat. ”Dan masyarakat juga memahami bahwa perbedaan itu akan terjadi, tetapi yang penting menjaga keutuhan sesama umat,” tambahnya.
MUI Akan Teliti
Sementara itu, Ketua MUI KH A. Cholil Ridwan mengungkapkan hal senada. Pihaknya juga akan melakukan penelitian dan terjun langsung melihat mengapa kelompok atau aliran tersebut bisa merayakan Idul Fitri lebih awal.
"Saya akan bawa ke Komisi Fatwa. agar MUI adakan penelitian, Kenapa mereka kok lebaran duluan. Dasarnya apa. Khan dasarnya ada Rukyat, HIsab, kalau tidak ada dasar hukum apa-apa khan kasihan umat. Hal-hal seperti itu khan menyesatkan,” tegasnya.
Ia mengakui, sudah mebicarakan masalah ini dengan Menteri Agama, dan Menteri Agama juga mengatakan akan meneliti, akan menginstruksikan kandepag di wilayah untuk meneliti keberadaan aliran itu. (novel)