Cendekiawan yang mengaku Muslim dan dekat dengan mantan Presiden Abdurahman Wahid meninggal dunia, Jumat 6 Juli 2012 malam di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Berita kematian tokoh Muhammadiyah yang juga penggiat JIL (jaringan “islam” liberal) ini menyebar lewat jejaring sosial twitter, seperti dilansir situs Tempo.co.
“Innalillahi wa inna ilaihi raji’uun. Telah wafat Kang Moeslim Abdurrahman malam ini di RSCM sekitar pukul 20an. Al-fatihah,” tulis Allisa Wahid, putri almarhum Gus Dur melalui akun twitternya @allisawahid. Allisa melanjutkan, Moeslim adalah salah satu jembatan NU dan Muhammadiyah. Konsep-konsep gerakannya fokus untuk Islam Rahmatan lil’alamiin, tentunya versi JIL.
Tokoh muda Nahdatul Ulama, Zuhairi Misrawi juga menuliskan kematian Moeslim Abdurrahman melalui akun twitternya di @zuhairimisrawi. Zuhairi menulis, Moeslim adalah tokoh Muhammadiyah yang dekat dengan NU. “Selamat berjumpa Gus Dur di alam baka, Kang,” tulis zuhairi.
Moeslim Abdurrahman lahir di Lamongan 8 Agustus 1958. Tokoh ini dikenal dekat dengan banyak kalangan. Beberapa karyanya antara lain Kang Towil dan Siti Marginal, Islam Transformatif, Semarak Islam Semarak Demokrasi, dan Islam Sebagai Kritik Sosial.
Namun yang tidak boleh dilupakan adalah bagaimana Moeslim Abdurrahman sebagai tokoh JIL ini mengacak-acak Islam lewat tulisan dan pernyataan-pernyataan nyelenehnya yang dia anggap sebagai kebebasan berpikir. Jadi kematiannya ini, bisa jadi berkah bagi umat Islam, berkurangnya satu tokoh perusak Islam di Indonesia.(fq)