Beri Saran ke Jokowi, Prof. Yusril Malah Dibully Kaum Koplakers

yusril jokowiEramuslim.com – Selasa malam (10/11), guru besar hukum yang mantan menteri dan kini menjadi Ketua Umum Partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra, menanggapi cuitan Presiden Joko di Twitter. Lewat akunnya yang katanya akun resminya, Joko menulis “Kapal angkut ternak perdana dibuat di galangan kapal Bangkalan Madura. Pengiriman ternak makin mudah & efisien –Jkw.”

Yusril pun kemudian memberikan saran ke Joko, juga lewat Twitter. “Supaya cepet kapal angkut ternaknya lewat tol laut aja, Pak @jokowi hehe,” tulis Yusril.

Seperti biasa bila ada yang menyinggung Joko dan Ahok, muncul akun-akun yang “menyerang” Yusril. Para akun “penyerang” itu tampaknya menilai tanggapan Yusril yang berupa saran ke Joko itu sebagai kritik.

“@Yusrilihza_Mhd Mending perbanyak kerja dr pada cuman mengkritik, kritik tanpa solusi/kerja sia-sia,” kata pemilik akun @rickyzack1.

Yusril pun menjawab, “Wong saya ngasi saran supaya kapalnya cepet sampe, bukannya ngritik beliau.”

“@Yusrilihza_Mhd @jokowi sepertinya ada seorang profesor yg gk tau apa itu tol laut,” kata pemilik akun @arifinwae20.

Jawaban Yusril: “Wong saya Professor Hukum wajar to kalo gak tahu. Nah saya minta Ir Kehutanan Pak @jokowi yg menjelaskannya.”

“@Yusrilihza_Mhd @rickyzack1 maklum pak prof lagi senang kritik pak jokowi. Smg indonesia jaya oleh kritik pak prof, tulis pemilik akun @Ediraja.

Yusril menjawab: “Wong saya ngasi jalan keluar agar kapalnya cepet sampe ke tujuan agar lewat tol laut, kok dibilang ngritik hehe.”

Yusril juga kemudian menulis, “Ntar hari sabtu saya mau mancing di belitung timur. Kapal saya terpaksa jalan terseok2 di laut, habis blon dibangun tol laut di sana hehe.”

Lalu, pemilik akun ‏@arifinwae20 menulis, “@Yusrilihza_Mhd @budimandjatmiko @TrioKwekwek2013 @jokowi  tolongin kapal pbb nya profesor yusril terseok2, atau mungkn malah sdh karam yah.”

Yang dimaksud dengan kapal PBB adalah Partai Bulan Bintang. Yusril pun menjawab, “Biar terseok2 tapi kapal sendiri daripada numpang di kapal orang. Ntar cuma jadi petugas doang hehe.” Yang dimaksud dengan “petugas doang” jelas mengacu ke istilah yang digunakan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, “petugas partai”, yang pernah mengatakan Presiden Joko adalah petugas partai.

Pemilik akun @theo_marhaen kemudian turut menanggapi: “@Yusrilihza_Mhd percuma juga sih kapal sendiri tp gak ada dermaganya..nyender dmn cobak???..berlayar tanpa tujuan..”

Yusril menjawab, “Sama kayak tol laut tanpa ujung.”

Tanggapan-tanggapan Yusril yang menggelitik itu malah membuat ia banyak “diserang” para pemilik akun lain di Twitter. Bahkan, ada yang mengatakan Yusril lebih mirip “hater” alias pembenci Presiden Joko daripada seorang profesor. Juga ada yang mengatakan “becanda” Yusril itu norak.

Di jagat Twitter, fenomena ini bukan barang langka. Ratna Sarumpaet juga kerap “diserang” ketika mengkritik Joko atau Ahok. Begitu pula sejarawan JJ Rizal pernah mengalami hal serupa ketika mengkiritisi langkah-langkah Ahok soal penggusuran dan reklamasi pantai.

Mungkin benar apa yang dikatakan budayawan Sudjiwo Tedjo pada suatu kesempatan, juga lewat akun Twitter-nya: “Pemimpin tangan besi mematikan nyali; pemimpin yang dinabikan mematikan nalar”.

Sudah bukan rahasia umum lagi jika kaum Koplakers ini akunnya banyak yang jadi-jadian, mereka adalah ‘pegawai honorer’ yang bekerja khusus menyerang siapa pun yang dianggap mengkritik nabi pujaannya. Satu Koplakers memiliki ratusan akun yang setiap hari wajib menyerang para pengkritik di media sosial. Sebab itu, jika ada akun-kaun seperti ini akan jauh lebih baik langsung di block saja daripada meladeninya. Ibarat pepatah, “Yang waras ngalah”. (ts/pribuminews)