Gempa Lombok, Pemangku Adat Sembalun: Karena Maksiat Merajalela

Eramuslim – Pemucuk Kemangkuan Adat Tanaq Sembalun Ust. Dr. A. Rahman Sembahulun, ME.Ed sekaligus Dai Dewan Dakwah mengungkapkan bahwa kemungkinan terjadinya gempa di Lombok karena maksiat yang merajalela dan warga yang meninggalkan budaya keislamannya.

Kalau kita lihat secara adat, kita sudah mulai meninggalkan budaya jati diri kita yang terkenal dengan manusia Sembalun yang berjiwa lurus, tulus, ikhlas, jujur, dan adil. Tapi sekarang sudah berubah menjadi berjiwa materialistis. Kemudian terkenal juga dengan budaya gotong royong atau saling bantu dan kini sudah berubah menjadi individualis bahkan cenderung egois.

Menurutnya hal itu yang mungkin menyebabkan Allah Subhana wa Ta’ala memperingati para warga Lombok khususnya Sembalun agar kembali kepada budaya Islam.

Itu yang mungkin menyebabkan Tuhan sudah mulai bosan dengan tingkah laku atau ulah kita menjadi manusia yang gemar dengan dosa. Dosa-dosa besar banyak yang kita anggap biasa, maksiat yang bisa dikatakan sudah merambah dan merajalela.

Namun ia mengatakan, sebenarnya hal itu bukan dilakukan oleh orang Sembalun, tetapi karena terbukanya Desa Sembalun yang menyebabkan terjadinya degradasi sosial dari luar daerah dan internasional. Padahal, lanjutnya, Sembalun mempunyai makna saling topang atau melakukan apa-apa bersama-sama dalam hal ini bersama-sama menyembah kepada yang di atas yaitu Allah Subhana wa Ta’ala.