Mitos ini kemudian diulas oleh Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Sabtu (15/2) kemarin. Pramono mengaku melarang Presiden Jokowi untuk berkunjung ke Kediri, kota di Jawa Timur itu. “Ngapunten (maaf) kiai, saya termasuk orang yang melarang Pak Presiden untuk berkunjung di Kediri,” ucap Pramono disambut gelak tawa para undangan.
Pernyataan Pramono menanggapi sambutan KH Kafabihi Mahrus yang menjelaskan bahwa Kediri daerah wingit atau angker untuk presiden. Namun ada cara bagi presiden yang ingin berkunjung ke Kediri dengan aman. Yaitu dengan berkunjung atau ziarah dan berdoa di Makam Syekh Al Wasil Syamsudin, Mbah Wasil Setono Gedong, Kota Kediri.
Mitos itu sebenarnya sudah nyaris patah di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY (Presiden RI 2004-2014). Oktober 2007, rencana kunungan SBY ke Kediri telah membuat mitos itu berembus kembali. Diprediksi kuat jelang kunjungan SBY, Ketua Umum Partai Demokrat itu pasti batal hadir. Kalaupun SBY hadir, itu adalah langkah yang berani sekali. Hal ini diberitakan detikcom pada 24 Oktober 2007.
Toh, SBY datang juga ke Kediri pada 17 Februari 2017, sebagaimana diberitakan detikcom saat itu. SBY datang untuk mengunjungi pengungsi letusan Gunung Kelud. Dia datang ke Masjid Agung An Nur Pare, Kediri. Banyak orang menyambutnya.
SBY lengser secara tidak wajar? Tidak. SBY selesai menuntaskan dua kali periode masa jabatannya hingga 2014. Jadi apakah Kediri masih angker bagi Presiden RI?(dtk)