Ia menegaskan bahwa Jokowi belum memberikan respons terhadap unggahan BEM UI mengingat masih banyak urusan penting yang harus ditangani presiden.
Soal kritikan BEM UI yang menyebut Jokowi sebagai King of Lip Service, Ngabalin menyerahkan hal tersebut kepada publik.
Publik pada akhirnya, kata Ngabalin, akan menilai apakah unggahan tersebut layak atau pantas disematkan kepada Presiden Jokowi atau tidak.
“Biarlah ini dikonsumsi publik, biar masyarakat yang menilai BEM UI dengan frase diksi yang mereka pakai, apakah cocok atau layak utuk bapak Presiden atau tidak,” terangnya.
Sebelumnya, BEM UI menyampaikan kritik terhadap Presiden Jokowi melalui unggahan yang dibagikan melalui akun resmi media sosial UI.
Pada unggahan tersebut, BEM UI menuliskan “Semua mengindikasikan bahwa perkataan yang dilontarkan tidak lebih dari sekadar bentuk lip service semata” dimana memiliki arti sejumlah pernyataan yang dilontarkan oleh Jokowi dianggap sebagai kiasan belaka.
Buntut dari unggahan tersebut, beberapa pengurus BEM UI diundang oleh Rektorat UI untuk memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai unggahan tersebut. [Gelora]