BEM UGM kemudian mendoakan ekonomi Indonesia segera pulih dan meminta Jokowi tidak memajaki bantuan sosial, wacana yang tertuang dalam Revisi UU Ketentuam Umum dan Tata Cara Perpanjakan (KUP).
Terakhir, BEM UGM berharap Indonesia semakin berjaya alih-alih membiarkan kroni-kroni yang berjaya.
Presiden BEM UGM Muhammad Farhan mengkonfirmasi bahwa unggahan tersebut resmi dikeluarkan oleh organisasinya. Ia mengaku terinspirasi dari ucapan-ucapan ulang tahun yang disampaikan para pejabat kepada Jokowi.
“Kan banyak pejabat yang melakukan itu (ucapan ulang tahun) pada presiden, sehingga kita ingin meng-counter-nya di hari yang sama,” kata Farhan ketika dihubungi CNNIndonesia.com.
Farhan mengatakan pihaknya tidak menerima intervensi ataupun tanggapan dari kampus mengenai unggahan tersebut. Menurutnya, kebebasan berpendapat di kampus masih terjamin sejak ia memimpin BEM hingga detik ini.
Karena itu, Farhan mengecam tindakan Rektorat UI memanggil perwakilan BEM UI atas kritik yang disampaikan terhadap Jokowi. Ia mengatakan kampus seharusnya menjadi tempat yang aman bagi mahasiswa.
“Ada kesan seolah ada represivitas dari kampus yang seharusnya jadi tempat kita bebas mengkritik pemerintah,” katanya.
Farhan pun menyatakan sikap solidaritas dari BEM UGM kepada BEM UI atas kasus ini. Ia menilai kritik yang disampaikan BEM UI memiliki dasar yang bisa dipertanggungjawabkan.
Sebelumnya, Ketua BEM UI Leon Alvinda Putra mengaku dipanggil pihak kampus terkait poster yang diunggah pihaknya pada Minggu (27/6). Leon mengatakan beberapa pengurus BEM UI juga menerima dugaan peretasan pasca kritik tersebut viral.
Langkah UI memanggil mahasiswanya berujung kritik dan kecaman dari banyak pihak. Berbagai pihak, mulai dari organisasi masyarakat sipil sampai politisi menilai tindakan rektorat menekan kebebasan berpendapat mahasiswa. (*)