Eramuslim.com – Di tengah semakin pekatnya asap kebakaran yang melanda sebagian besar pulau Sumatera dan Kalimantan, dimana sekurangnya tiga anak bayi sudah meningal dunia karena terpaksa menghirup udara berkualitas berbahaya, Jokowi tetap ngotot jalan-jalan ke Amerika memakai pesawat kepresidenan RI yang merupakan warisan SBY.
Jokowi, pada Sabtu sore (24/10) berangkat menuju ke Washington DC Amerika Serikat (AS) untuk melakukan kunjungan kenegaraan mulai 24 hingga 30 Oktober 2015. Presiden Jokowi yang didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo meninggalkan Tanah Air melalui Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusumah Jakarta pukul 17.45 WIB.
Langkah Presiden Jokowi jauh berbeda dengan apa yang dilakukan Presiden Korea Selatan Park Geun-hye pada Juni 2015 lalu. Presiden Korsel ini berani membatalkan dan menunda kunjungan ke AS karena sudah 9 warganya meninggal akibat MERS dan 108 lainnya sakit. Presiden Korsel ini jelas seorang pemimpin yang menyadari makna empati dan tanggungjawab terjadap rakyatnya. Park Geun-hye jelas lebih memiliki otak dan nurani. Sangat beda dengan yang satu ini.
Korban bencana asap di Indonesia yang sudah diakui pihak pemerintah ada 10 orang yang meninggal dan RATUSAN RIBU (503.874) orang yang sakit ISPA di enam provinsi.
“10 korban tewas, 503.874 jiwa sakit ISPA di 6 provinsi sejak 1 Juli hingga 23 Oktober 2015. Jumlah masing-masing provinsi adalah 80.263 di Riau, 129.229 di Jambi, 101.333 di Sumsel, 43.477 di Kalbar, 52.142 di Kalteng dan 97.430 di Kalsel,” papar Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho.
Melanggangnya Jokowi ke AS pun dikritisi Ketua Umum Partai Bulan Bintang, Yusril Ihza Mahendra. “Dalam situasi (bencana asap) seperti ini, Jokowi harusnya malu berkunjung ke AS,” katanya. Entah, Jokowi punya malu atau tidak. (ts)