eramuslim.com – Yan Harahap, kader Demokrat, membandingkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ketika keduanya menjabat sebagai presiden. Perbandingan tersebut dilakukan dalam konteks pidato sebagai tanggapan atas kesalahan data yang terjadi saat Jokowi memberikan pidatonya di Jerman beberapa waktu yang lalu.
Yan menceritakan tentang cara SBY mempersiapkan pidatonya sebelum disampaikan.
“Teringat cerita Pak SBY dulu. Saat menjabat Presiden, setiap akan pidato, narasi pidato dicek ulang oleh beliau sendiri, teks dibaca detail, data, tahun, dll, dicross check satu persatu,” kata Yan, dikutip dari cuitannya di Twitter, Rabu (10/4/2023).
Kegiatan itu, kata dia memang kerap dilakukan SBY. Mengecek sendiri apa yang ia ingin sampaikan untuk meminimalisir kesalahan.
“Dengan memeriksa ulang sendiri teks pidato, dapat meminimalisir kesalahan,” ujarnya.
Tujuannya, agar presiden yang berpidato tak mempermalukan bangsa. Karena berbicara atas mama bangsa.
“Agar tak salah dan tak permalukan bangsa,” pungkasnya.
Diketahui sebelumnya, Deputi Bidang Protokol, Pers, dan Media Sekretariat Presiden, Bey Machmudin, mengakui ada kekeliruan dalam pidato Presiden Jokowi di Hannover, Jerman.
Kekeliruan dimaksud saat Jokowi menyebut Indonesia akan menutup seluruh PLTU atau pembangkit batu bara pada 2025. Padahal, mestinya tahun 2050.
(Sumber: Fajar)
MAKLUMLAH YG MILIH DIA KAN RAKYAT YG PLONGA PLONGO DAN DONGO JUGA.