Gagasan Tak Tuntas
Menilai hal ini, pengamat politik Universitas Hasanuddin Andi Lukman Irwan mengaku ada banyak hal yang perlu dibenahi KPU dalam proses debat kandidat. Patokannya jelas mengacu pada debat Capres yang pertama.
Kata Lukman, memang sikap para kandidat pada debat pertama cenderung tidak stabil. Ada yang emosional, juga saling memancing dan memojokkan satu sama lain. Hal itu dianggap tidak efektif dan gagasan yang disampaikan tidak utuh.
”Saya melihat para kandidat di debat pertama itu justru banyak saling sindir. Akhirnya banyak waktu terbuang, karena gagasannya tidak sampai dan tidak tuntas,” ujarnya.
Kemudian, sikap yang ditunjukkan juga dinilai perlu evaluasi. Misalnya saja Prabowo yang dianggap emosional, Ganjar yang banyak berkisah, dan Aniea yang kerap menjawab di luar konteks pertanyaan. Hal ini diharapkan tidak terulang pada debat kedua nanti.
”Jangan sampai itu terulang. Para kandidat ini justru banyak pamer kerjaan mereka dibanding menyampaikan gagasan. Maka hal ini juga perlu disadari oleh kandidat agar semuanya efektif,” harapnya.
Selain itu, Lukman juga menilai durasi debat yang diberikan oleh KPU memang sangat singkat. Sehingga, dua menit untuk menyampaikan gagasan, dua menit menjawab dan satu menit saling menimpali, tidak efektif bagi masyarakat untuk menagkap maksud dan gagasan kandidat.
“Saya juga pernah sampaikan itu, terkait durasi waktu. Ini kan gagasan yang mau disampaikan, dengan harapan masyarakat bisa menilai lalu menentukan pilihan. Tetapi kan waktunya sangat mepet, itu tidak cukup. Mungkin ini juga perlu menjadi catatan bagi KPU,” bebernya.
(Sumber: Fajar)