Eramuslim.com – Ketua Umum Front Pembela Islam (FPI), KH Ahmad Sobri Lubis menilai Sekjen PDI Perjuangan, Hasto Kristianto memberikan keterangan palsu saat menjadi saksi di persidangan ustaz Alfian Tanjung di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (7/2). Keterangan palsu yang disampaikan Hasto, yakni soal banyak anak PKI di dalam FPI.
Hasto mengklaim mendengarkan perkataan itu langsung dari mulut imam besar FPI, Habib Rizieq Shihab. “Hasto pendusta. Dia beri keterangan palsu dalam sidang Ustaz Alfian Tanjung, dengan menyatakan bahwa Habib Rizieq sebut banyak anak PKI di FPI,” kata Sobri Lubis, Rabu (7/2).
Ia mengingatkan kepada Hasto agar berhati-hati karena bisa dikenakan pasal terkait keterangan palsu di pengadilan. Sobri Lubis menegaskan, Habib Rizieq tidak pernah menyatakan di FPI banyak anak PKI. Baik di depan Hasto mau pun di belakang Hasto, bahkan dimana pun dan kapan pun.
Ia mengungkapkan saat Hasto datang menemui Habib Rizieq di Markaz Syariah Mega Mendung Bogor sekitar akhir Januari 2017 lalu, dihadiri juga oleh Wakil Ketum FPI KH Ja’far Shiddiq. Dia mengatakan, saat itu Hasto mengklarifikasi dan minta maaf tentang pidato Megawati yang diprotes umat Islam karena mengandung penistaan terhadap ajaran Islam.
Selain itu, Sobri mengatakan, Habib Rizieq juga menasihati Hasto agar PDIP jangan jadi sarang penampungan anak keturunan PKI yang masih mengusung ideologi PKI. Bahkan Habib Rizieq meminta Hasto memberi jaminan tertulis bahwa PDIP bukan sarang PKI. Caranya dengan membuat pernyataan resmi terbuka atas nama PDIP dan bertandatangan Megawati, bahwa PDIP Partai Nasionalis dan bukan Sarang PKI.
Selanjutnya, Habib Rizieq menyatakan langsung kepada Hasto anak keturunan PKI yang tidak lagi mengusung ideologi PKI tidak boleh diganggu. Bahkan hak-hak sosial ekonomi, pendidikan dan politiknya harus dipulihkan. Mereka juga berhak hidup membaur secara normal di tengah masyarakat, termasuk belajar agama di pesantren mau pun ikut ormas dan Orsosopol, hingga jadi PNS dan pejabat sekali pun.
Habib Rizieq menegaskan mereka tidak boleh menanggung beban kesalahan orang tua mereka. “Dalam konteks ini, FPI selalu siap mendidik dan membina anak keturunan PKI agar menjadi Muslim yang beriman dan bertaqwa, sebagaimana di Tasik dan Garut. FPI mendidik dan membina ribuan warga Ahmadiyah sehingga sadar dan taubat kembali kepada Islam,” papar Sobri.
Namun ia menegaskan lain halnya jika anak keturunan PKI mengusung kembali ideologi mereka. Maka harus dibasmi dan dicabut hak-haknya tersebut.
Jadi, Sobri menekankan FPI tidak pernah kompromi dengan PKI. Namun FPI selalu siap mendidik dan membina anak keturunan PKI, kapan saja dan dimana saja. Namun hal itu bukan berarti anak keturunan PKI serta merta bisa menjadi anggota apalagi pengurus FPI. Namun justru di PDIP, anak keturunan PKI yang masih mengusung ideologinya, dengan bangga mengarang buku membela PKI, bahkan menjadi anggota parlemen.(kl/rol)