Pasar perbankan berbasis syariah di Indonesia masih belum sepenuhnya tergarap, karena itu perbankan syariah Indonesia dapat menimba ilmu kepada Malaysia. Demikian diungkapkan oleh Deputi Gubernur Bank Negara Malaysia Mohd Razif Abdul Kadir, di sela- sela acara Festival Ekonomi Syariah, di JCC, Jakarta, Kamis (17/1).
Razif menuturkan, bank syariah Malaysia menilai pangsa pasar syariah di Indonesia masuk dalam kategori bagus. Antara lain, karena jumlah penduduk Indonesia relatif banyak dan penduduk yang mayoritas yang beragama Islam. Oleh karena itum bank syariah asal Malaysia sudah mulai tertarik untuk mencoba peruntungannya di Indonesia. Di mana dikabarkan, jumlah bank asal Negeri Jiran yang berekspansi ke Indonesia akan semakin banyak.
"Bila ada peluang kenapa bank syariah Malaysia tidak akan menambah ekspansinya di Indonesia lagi, " ujarnya.
Saat ini, sejumlah bank syariah Malaysia yang telah berekspansi antara lain Khazanah dan CIMB, Jumlah itu kemungkinan bertambah, sayangnya Razif tidak mau menyebutkan nama bank tersebut. "Saya tidak bisa menyebutkan namanya, " ucapnya.
Razif juga mengatakan, bahwa pemerintah Malaysia mendorong perbank syariah Malaysia supaya bisa bersaing dengan bank syariah di Timur Tengah. Salah satu insentif yang diberikan adalah menghapus pajak bagi bank konvensional yang ingin merambah ke syariah. Sebagai pemula, Ia menyarankan, agar pemerintah menerapkan efisiensi dan UU sukuk bagi bank syariah Indonesia terlebih dahulu.
"Indonesia adalah negara pemula. Indonesia harus efisien dan kompetitif jika ingin bersaing dengan bank syariah yang telah berdiri lama, " ungkapnya.
Dia memaparkan kesuksesan bank syariah di Malaysia, antara lain telah berkontribusi dalam pembiayaan infrastruktur. Contohnya pembangunan high way senilai Ringgit Malaysia 9, 2 juta, yang berasal dari sukuk.
Total aset bank syariah Malaysia 13 persen dari keseluruhan total aset perbankan Malaysia. Adapun nilai aset bank syariah Malaysia Ringgit Malasyia 201 miliar atau setara 500 triliun rupiah.(novel)